Bengawan Solo Meluap, Blora Banjir

Sumber:Suara Merdeka - 09 April 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BLORA - Kekhawatiran warga Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo di wilayah  Blora akan meluapnya air Bengawan Solo menjadi kenyataan. Perlahan air sungai terpanjang di Jawa itu menghampiri rumah warga, kemarin.

Hanya, dibanding banjir 2007-2008, banjir kali ini lebih kecil. Meski demikian, belum bisa dipastikan apakah air segera surut atau malah meningkat beberapa hari ke depan.

Sejumlah warga menuturkan, air meluap sejak Senin (8/4) dini hari sekitar pukul 01.00. Secara perlahan air menggenangi rumah warga. Awalnya hanya di halaman. Beberapa jam kemudian mulai memasuki rumah.

"Air naik perlahan-lahan. Karena itu kami masih sempat mengungsikan barang-barang berharga," ujar Masita, warga Balun Gendeng, Kecamatan Cepu, kemarin. Di Kecamatan Cepu, delapan desa dan kelurahan terendam banjir luapan Bengawan Solo. Kedelapan desa dan kelurahan tersebut adalah Kelurahan Cepu dan Balun serta Desa Ngloram, Nglanjuk Sumberpitu, Getas, Jipang, dan Gadon.

Data

Sedikitnya 911 rumah yang dihuni 4.100 jiwa dan 1.289 keluarga dilanda banjir. Ke­tinggian air di beberapa wilayah tersebut 30-100 sentimeter.

Tak hanya di Kecamatan Cepu. Ban­jir juga melanda di wilayah lain terutama desa yang berada di DAS Bengawan Solo. Seperti di Kecamatan Kedung­tuban dan Kecamatan Kradenan.

Berdasarkan data yang dihimpun dari Bidang Penang­gulang­an Bencana Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) di Kecamatan Kedung­tuban, wila­yah yang dilanda banjir akibat meluapnya air Bengawan Solo adalah Desa Gondel, Jimbung, dan Desa Panolan.

Sementara di Kecamatan Kradenan, banjir melanda di Desa Nglungger. "Selain rumah, banjir juga merendam persawahan, tegalan, dan jalan desa," ujar Kepala Bidang Penanggulangan Bencana I Ary Soesanto.

Ngateman, warga Kelurahan Balun, menuturkan, sebagian warga yang rumahnya kebanjiran masih memilih bertahan di rumahnya. Selain untuk menjaga rumah dan harta bendanya. Mereka menganggap banjir kali ini belum membahayakan.

"Pada 2007 dan 2008 banjirnya lebih besar. Ya, kami berharap banjir segera surut," tandasnya. (H18-57,23)

Post Date : 09 April 2013