'Toilet Sudah Dibuat, Belum Tentu Masyarakat Indonesia Mau Pakai'

Sumber:detik.com - 20 November 2014
Kategori:Sanitasi

Pembuatan toilet sering dianggap sebagai solusi untuk mengatasi masalah buang air besar (BAB) sembarangan di masyarakat. Sayangnya, yang terjadi justru tak selalu seperti itu.

Menurut Lilik Trimaya dari Program Water, Sanitation and Hygiene (WASH) UNICEF Indonesia, sebenarnya pemerintah sudah cukup serius melihat masalah sanitasi, hanya saja usaha yang dilakukan masih belum cukup dan masih diperlukan kerja sama dari berbagai pihak.

"Yang saya lihat pemerintah tidak lamban, sebab latar belakang penduduk Indonesia sendiri peningkatannya sangat cepat. Di sisi lain kesadaran masyarakat belum baik, terutama yang menganggap kebiasaan ini sebagai budaya," ungkap Lilik, dalam acara peluncuran kampanye 'Tinju Tinja' yang diselenggarakan di Artotel Hotel Thamrin, Jl Sunda, Jakarta, dan ditulis Kamis (20/11/2014).

 

Ya, berdasarkan pengalaman Lilik yang sering bepergian ke daerah-daerah terpencil dan melihat langsung kondisi di lapangan, BAB sembarangan bagi sebagian masyarakat sudah menjadi kebiasaan. Bahkan ada pula yang menganggapnya sebagai budaya atau tradisi.

 

"Dari beberapa studi, perubahan datangnya memang harus dari kesadaran masyarakat. Toilet sudah dibuat, belum tentu masyarakat mau pakai. Apalagi merawatnya," imbuh Lilik.

 

Ia sangat menyayangkan masih kurangnya perhatian masyarakat terhadap masalah sanitasi. Dibandingkan dengan isu pendidikan atau ekonomi, sanitasi yang sehat dan ideal kurang dianggap sebagai prioritas.

 

Padahal sanitasi yang buruk dampaknya bisa sampai pada tingginya angka kematian anak-anak. Lilik menyebutkan salah satu efek buruknya adalah diare. Diare sendiri merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia.

 

"Efek kedua adalah stunting, yaitu di mana tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya. Anak-anak itu butuh gizi, nah gizi itu dipenuhi dengan kualitas air bersih dan praktik sanitasi yang sehat," lanjutnya.



Post Date : 20 November 2014