179 Warga Bogor Terserang Munataber, 2 Tewas

Sumber:Media Indonesia - 29 April 2006
Kategori:Sanitasi
BOGOR--MIOL: Tiga desa di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor diserang wabah muntah berak (muntaber). Akibatnya dua orang warga Mekar Jaya, meninggal dunia. Ratusan penduduk lainnya, kritis dan menjalani perawatan medis.

Diduga ratusan warga terkena muntaber dikarenakan sumber mata air dan sarana mandi cuci kakus (MCK) tercemar dan kotor.

Tiga desa tersebut adalah Kampung Sawah, Desa Mekar Jaya dan Desa Parakan dan Kota Batu. Data yang dicatat Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dari tiga desa tersebut, sedikitnya 179 warganya terserang muntaber. Dari jumlah tersebut, 108 pasien di antaranya warga Mekar Jaya, 69 pasien dari Desa Parakan dan 2 sisanya dari Kota Batu.

Dengan kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menyatakan dua desa tersebut berstatus kejadian luar biasa (KLB) muntaber.

"Data yang kami catat per hari ini, Jumat, 28 April, hingga pukul 09.30 Wib jumlahnya pasien sebanyak 171. Angka tersebut bertambah dari 160 orang, yang kami catat hingga Kamis (27/4) malam. Jumlah pasien bertambah lagi 8 orang. Jadi hingga pukul 12.30 wib, jumlah korban DBD dari ketiga desa tersebut totalnya 179," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, dr Tri Wahyu Harini, yang didampingi Kasi P2KL dr Elis dan Kepala Puskesmas Mekar Jaya drg Emilia.

Dari pantauan Media Indonesia di lapangan, Jumat pagi, puluhan warga Kampung Sawah dan Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, masih ditampung dan dirawat di Puskesmas Mekarjaya dan posko darurat Parakan yang dibentuk pihak desa.

Sedangkan sebagian lainnya dirujuk ke beberapa rumah sakit di Bogor. Seperti di Rumah Sakit PMI, RS ATS, Rumah Sakit Salak dan Rumah Sakit Ciawi. Seperti dari Mekar Jaya, karena kondisinya parah 6 pasien di antaranya dirawat di rumah sakit dan 4 dari Desa Parakan juga terpaksa harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit karena kondisinya semakin memburuk.

Karena fasilitas Puskesmas Mekar Jaya terbatas, Kantor Desa Parakan, Kecamatan Ciomas terpaksa menjadi ruang perawatan darurat bagi warga korban muntaber. Kini para warga yang masih kritis masih tergolek tidak berdaya di atas bangku atau meja kerja dan lorong-lorong puskesmas.

Gofur, 11, warga Selawi RI 02 RW 02 Desa Parakan, awalnya dia mengeluh sakit perut, muntah-muntah dan berak-berak. Karena khawatir, sang ibu Endah, membawanya ke puskesmas Mekar Jaya. Namun, karena tidak ada tempat lagi, Gofur terpaksa dirawat di bangku yang sengaja disediakan petugas puskesmas.

Hal serupa juga dialami oleh Siti Rohmah, 19. Warga RT 3 RW 3, Kampung Dampit, Desa Mekar Jaya. Menurut Emi, anaknya sudah hampir satu minggu buang-buang air dan sering muntah-muntah. Namun baru dua hari itu anaknya dirawat di Puskesmas Mekar Jaya.

"Anak saya sudah dua hari dirawat. Sudah beberapa hari ini dia muntah-muntah dan berak-berak terus," kata Emi yang dengan setianya mendampingi Siti.

Adapun dua pasien korban keganasan muntaber yang telah meninggal dunia yakni Endah, 72, dan Mukti Sutisna, 19. Kedua korban ini meregang nyawa, satu hari sebelumnya karena kekurangan cairan. Dua warga Mekar Jaya korban muntaber itu kini sudah dimakamkan.

Menurut Tri Wahyu Harini, buruknya sarana air bersih di daerah Parakan dan Mekar Jaya dinilai merupakan penyebab utama merebaknya muntaber. Warga yang memanfaatkan air sawah yang ditampung di kolam untuk sarana mandi cuci dan kakus (MCK) menjadikan muntaber mudah menyerang mereka.

Untuk mengetahui penyebab serangan muntaber ini, pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, tengah mengambil sampel sumber mata air untuk diperiksa di laboratorium.

"Saat ini, pelacakan semakin diperketat. Pihak kami mendatangi rumah per rumah, sumur per sumur. Kalau ada yang mengeluh sakit dengan ciri-ciri muntaber langsung dibawa ke puskesmas dan rumah sakit. Selain itu kami juga melakukan kaporisasi secara massal dan pengobatan gratis yang seluruh dananya ditanggung Dinas Kesehatan," kata Tri.

Sementara itu, Emiliana menerangkan, karena jumlah pasien sangat membludak, dalam satu hari sedikitnya 200 botol infus dikeluarkan. Dia juga mengatakan desa tersebut sudah menerima bantuan dari Pusintel TNI Ciapus sebanyak 40 velbed dan Sembako dari BPMKS dan beberapa tangki air bersih. (DD/OL-02). Penulis: Dede

Post Date : 29 April 2006