Warga Kelakik Sulap Sampah Anorganik

Sumber:rakyat-kalbar.com - 20 Agustus 2014
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Usaha cerdas warga Desa Kelakik diapresiasi Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Melawi melalui Pokja 2. Warga menyulap sampah anorganik menjadi kerajinan tangan yang indah.

 TP PKK Melawi membeli kerajinan tangan warga usai mengikuti Upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI, Minggu (17/8) lalu. Kelompok pengolah sampah anorganik di Dusun Kelakik Hulu, Desa Kelakik merupakan binaan Komunitas Pengelola Limbah Terpadu (Komplit), Kelompok Pecinta Alam Ulu Aik (Kepuak) dan WWF. “Saat PKK Melawi berkunjung, juga memberikan bantuan KUM senilai Rp 1.050.000, dalam bentuk pembelian produk daur ulang yang dibuat oleh kelompok anorganik masyarakat Dusun Kelakik Hulu,” kata Ketua Komplit, Leila Fitri Andaiyani, Selasa (19/8).

Laila menerangkan, pembelian produk kerajinan sebagai bentuk dukungan PKK terhadap usaha kerajinan pengolahan sampah yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di Desa Kelakik.

Menurut Leila, produk daur ulang dari sampah anorganik yang dibeli oleh PKK tersebut berupa tas yang terbuat dari sampah rumah tangga bekas kemasan minyak goreng, sabun cuci, pewangi, dan lain-lain. Kemudian tempat sendok, pot bunga, tempat tisu, tempat permen yang terbuat dari koran dan dompet yang terbuat dari bekas baliho dan percak. “Produk kerajinan yang dibeli oleh PKK tersebut nantinya akan dijual dan dipajang saat PKK mengikuti kegiatan pameran,” ujarnya.

Tidak hanya itu, untuk langkah selanjutnya, Pokja 2 PKK Kabupaten Melawi juga berencana akan memberikan pelatihan membuat kue atas permintaan masyarakat setempat. Menurut Leila, jika PKK memang ingin ikut serta berpartisipasi membina warga di Dusun Kelakik Hulu, maka dia meminta PKK bekerjasama dengan memberikan pelatihan pengelolaan keuangan untuk masyarakat Dusun Kelakik Hulu, mengingat adanya kelompok yang dianggap sudah bisa menghasilkan produk yang bisa dijual.

Dia berharap, kemampuan mengolah sampah menjadi produk yang bernilai ekonomi dan keterampilan membuat kue menjadi alternatif nantinya, bisa menjadi mata pencarian tambahan selain menoreh karet. “Sehingga nantinya apa yang telah dilakukan oleh ibu-ibu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat,” ungkapnya.



Post Date : 21 Agustus 2014