Kemarau Panjang, Ribuan Orang di Gunungkidul Butuh Air Bersih

Sumber:viva.co.id - 11 September 2014
Kategori:Air Minum

Daerah Istimewa Yogyakarta dilanda kemarau panjang. Seluruh kecamatan di Kabupaten Gunungkidul yang berjumlah 18 kecamatan dilanda kekeringan.  

Akibatnya, ratusan ribu orang di kabupaten paling timur wilayah DIY itu kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari. Padahal, puncak musim kemarau diperkirakan baru akan terjadi pada Oktober 2014.

Kepala Bidang Sosial Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Gunungkidul, CH Suyatmiyatun, mengatakan dari 144 desa yang ada di 18 kecamatan telah merasakan kesulitan untuk mendapatkan air bersih. 
Sumur-sumur milik warga mulai mengering, telaga-telaga dan mata air yang diandalkan untuk kebutuhan air bersih hampir sebagian besar telah mengering. Kalaupun ada air bersih maka tidak sebanyak seperti musim penghujan.
"Dari data 144 desa ada 70 desa, 449 pedukuhan, dengan jumlah penduduk 100.513 orang yang sudah mengalami kekeringan dan membutuhkan bantuan dropping air," kata Suyatmiyatun, Rabu, 10 September 2014.
Menurutnya, jumlah warga yang mengalami kesulitan air bersih, baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk minum hewan peliharaan, terus bertambah. Hujan hingga saat ini belum juga. 
"Untuk wilayah paling parah, yakni Kecamatan Girisubo, Tanjungsari, Rongkop, dan Tepus. Kami terus melakukan dropping air bersih untuk masyarakat yang memerlukan," ujarnya.
Peberian bantuan air bersih dilakukan ke kecamatan yang sudah memiliki tangki air bersih, seperti di Kecamatan Gurisobo, Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Semanu, Ponjong, Saptosari, Purwosari, paliyan, Patuk, Gedangsari, dan Wonosari.
"Namun jika membutuhkan bantuan tangki dari dinsos kami siap membantu," kata dia.
Tahun ini disediakan anggaran untuk Dinsosnakertrans sebesar Rp821.410.000. Dana sebesar ini untuk pembelian air, operasional tangki termasuk pembelian BBM.

Saat ini untuk menyalurkan ke 3.520 tangki, sudah menghabiskan Rp329 juta. "Kami berusaha maksimal memberikan droping air kepada masyarakat," katanya.

Suyatmiyatun mengatakan sebelumnya hanya ada enam kecamatan yang akan ditangani oleh Dinsosnakertrans, yakni, Rongkop, Girisubo, Panggang, Ngawen, dan Tepus. Hari Rabu, sudah ada tambahan permintaan dari Kecamatan Ngawen.

"Yang belum meminta hanya Playen dan Semin, kemungkinan karena lokasinya sudah ada sistem pengairan," ujar dia.

Minta surat keterangan

Dia menambahkan, setiap masyarakat yang akan mengajukan bantuan air bersih bisa dilakukan dengan meminta surat keterangan kepada kepala desa. 

Sementara itu, Camat Rongkop, R Asis Budiarto, mengatakan kekeringan hampir merata di setiap desanya. Kecamatan Rongkop melakukan droping air lima kali setiap harinya.
"Kami setiap hari melakukan dropping air kepada masyarakat," katanya.
Kata Asis, dropping air tidak bisa menjangkau setiap warga yang membutuhkan karena harus digilir. Dengan demikian, sebagian besar masyarakat membeli tangki air dan memanfaatkan air PDAM.
"Dari 10 desa, ada dua desa yang memiliki jaringan PDAM, yakni Petir dan Pucanganom," kata dia.



Post Date : 11 September 2014