Pasokan Pangan Terganggu

Sumber:Kompas - 22 Januari 2014
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
KARAWANG, KOMPAS — Banjir yang melanda pantai utara Pulau Jawa telah mengganggu pasokan pangan. Untuk saat ini gangguan masih terjadi pada distribusi pangan. Khusus untuk padi, puluhan ribu hektar sawah terendam sehingga produksi padi musim ini terancam turun.

Hingga Selasa (21/1) malam, daerah yang masih banjir di pantai utara Jawa adalah Karawang, Subang, dan Indramayu. Selain di beberapa tempat di Jawa Barat, banjir juga masih terjadi di beberapa kota di Jawa Tengah.

Kemarin, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi pengungsi di Desa Purwadana, Kecamatan Telukjambe Timur, Kabupaten Karawang. Karawang merupakan salah satu sentra padi nasional.

Presiden tiba di lokasi sekitar pukul 15.00, didampingi Ny Ani Yudhoyono, serta disambut, antara lain, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Panglima Kodam III/Siliwangi Mayor Jenderal Dedi Kusnadi Thamim. Presiden menyerahkan bantuan sebesar Rp 1 miliar.

Menurut Presiden, bencana, terutama banjir dan tanah longsor, masih terus mengintai hingga Maret karena curah hujan masih relatif tinggi. Pengungsi bencana juga harus ditangani dengan baik.

Akibat banjir di pantai utara, pasokan sejumlah komoditas ke Jakarta turun. Pasokan beras ke Pasar Induk Cipinang turun dari sekitar 3.000 ton menjadi 941 ton pada Senin dan kemarin turun menjadi 566 ton. Penurunan pasokan juga terjadi pada komoditas sayuran.

Sementara itu, petani di Kabupaten Karawang merugi akibat padi puso setelah areal sawah kebanjiran berhari-hari. Banjir terjadi di 173 desa dari 309 desa dan di 28 kecamatan dari 30 kecamatan. Banjir mulai 11 Januari dan puncaknya terjadi pada 18 Januari, menggenangi lahan seluas 17.922 hektar. Usia tanam yang terendam mulai dari 1-80 hari hingga usia persemaian.

Ketua Koperasi Tani Baga Desa Sukatani, Kecamatan Cilamaya Wetan, Toni Afandi mengatakan, jika banjir terjadi lagi dan tanaman terendam air sampai menutupi daun padi selama lima-enam hari, tanaman akan mati.

Dari Subang dilaporkan, Pamanukan juga masih tergenang air setinggi 1,5 meter. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat yang berupaya mendistribusikan bantuan kepada korban banjir juga kesulitan akses.

Dari Indramayu dilaporkan, jalur pantai utara masih lumpuh akibat banjir. Genangan air setinggi 60 sentimeter sampai 1 meter itu mengakibatkan jalur terpadat di Jawa tersebut mirip sungai berarus deras.

Stok sejumlah komoditas di daerah sentra pangan hingga kemarin masih tertahan. Pengiriman cabai dari daerah penghasil di Jawa Timur tersendat. Stok barang menumpuk dan tidak terserap pasar secara maksimal sehingga harga di tingkat petani bergerak turun, bahkan merosot tajam.

Penurunan harga itu setidaknya dirasakan petani di Kabupaten Madiun dan Ponorogo. Harga pembelian di petani yang pekan lalu mencapai Rp 24.000 per kilogram sekarang tinggal Rp 14.000 per kg hingga Rp 18.000 per kg untuk cabai berkualitas paling bagus.

Pengiriman bawang merah dari Brebes ke Jakarta juga terhambat. Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari mengatakan, selama tiga hari terakhir, banyak pedagang yang menunda pengiriman bawang merah ke Jakarta.

Dalam sebulan terakhir, penjualan sayuran dari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ke sejumlah kota besar, seperti Jakarta, terkendala banjir.

Wiwin, pedagang di Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, mengatakan, pada awal Januari, dia sempat menghentikan pengiriman cabai ke Jakarta selama tiga hari. Saat itu, permintaan dari Ibu Kota nihil karena aktivitas pasar terdampak banjir.

Dikonfirmasi masalah ini, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menjelaskan, seluruh jajaran sudah berkomitmen untuk mendukung berbagai upaya guna memperlancar distribusi bahan makanan dari daerah penghasil ke pusat kota terdekat dan ke Jakarta.

Bahkan, jika diperlukan, kendaraan milik TNI akan diperbantukan untuk mengangkut bahan makanan pokok. ”Saat ini, daerah-daerah sudah bertindak langsung, misalnya Surabaya sudah menyediakan truk untuk distribusi bahan makanan jika suatu saat diperlukan,” ujar Bayu.

Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina (Persero) Ali Mundakir menyatakan, meski banjir melanda Indramayu, Kilang Balongan tetap beroperasi normal. Produksi dari kilang itu tidak berkurang. ”Kilang Balongan tetap beroperasi normal sehingga tidak ada produksi yang berkurang,” ujarnya. (LAS/AHA/HEI/NIK/WIE/GRE/REK/RON/EGI/ADH/RUL/EVY/MAS/A05/A06/A07)

Post Date : 22 Januari 2014