Tiga RW Terendam hingga 30 Cm

Sumber:Suara Merdeka - 08 April 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SEMARANG - Warga Kelurahan Kemijen, Kecamatan Semarang Timur, yang sudah akrab dengan rob, semakin bertambah susah. Akhir minggu lalu, tanggul Kali Banger sepanjang sekitar tiga meter ambrol.

Hal itu menyebabkan rob memasuki permukiman mereka. Paling tidak, ada tiga RW yang terendam yakni RW 3, 4, dan 5. Di RW 3, rob menggenangi seluruh RT. Berdasar keterangan warga, rob terparah memasuki perkampungan terjadi Sabtu (6/4) malam.

Beberapa wilayah yang semula tak pernah basah, saat itu harus tergenang. Bahkan, kelompok ibu di RW 3 yang akan mengadakan pengajian bersama harus membatalkan acara karena tempat mereka berkumpul terendam rob.

”Ambrolnya tanggul Kali Banger sebenarnya sudah bisa diprediksi. Sebab, sejak setengah tahun lalu tanggul tersebut sudah terlihat ambles. Saat itu juga kami sebenarnya sudah lapor ke kelurahan dan kecamatan. Tapi ternyata tidak ditindaklanjuti, sehingga akhirnya sekarang ambrol,” ujar Ketua RT 4 RW 3, Sadli, yang tampak gusar saat ditemui kemarin.

Penanggulangan Swadaya

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, panjang tanggul yang ambrol sekitar tiga meter. Tapi panjang tanggul yang ambles lebih dari itu dan pihaknya khawatir kondisi itu bisa bertambah parah. Sadli mengatakan, akibat tanggul ambrol, ketinggian rob yang mencapai kampung bisa 30 cm, bahkan di beberapa tempat bisa lebih.

”Jalan di Kampung Spurlan, malam itu ikut terendam. Padahal, jalan itu baru beberapa bulan lalu ditinggikan dan diperbaiki,” tandasnya.

Terpisah, Ketua RW 3 Supardi Warno mengungkapkan rencana untuk menanggulangi tanggul yang ambrol itu. Dengan swadaya, pihaknya menyediakan karung berisi pasir untuk menutup aliran rob dari sungai agar tak menuju permukiman.

”Ini langkah darurat yang kami lakukan, agar kampung kami tak diserang rob. Selanjutnya, kami berharap pemerintah memperbaiki tanggul yang ambrol. Terus terang aktivitas kami terganggu,” ungkapnya.

Menurut warga, rob akhir-akhir ini biasa datang menjelang pergantian sore ke malam. Aliran air tersebut baru berhenti beberapa jam kemudian, sebelum tengah malam. Selama itu, warga harus terbiasa hidup dalam rendaman air. (H35,H71-75)

Post Date : 08 April 2013