60% Drainase Kota Bekasi Buruk

Sumber:Koran Sindo - 18 Februari 2009
Kategori:Drainase

BEKASI(SINDO) – Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi menyatakan 60% saluran air atau drainase di Kota Bekasi tidak berfungsi. Tidak berfungsinya drainase tersebut berimbas pada banjir dan kerusakan jalan di Kota Bekasi. 

Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Agus Sofyan mengatakan, tidak berfungsinya drainase disebabkan beberapa faktor, di antaranya saluran air yang berada di sisi ruas jalan, umumnya juga menjadi drainase kawasan perumahan. Imbasnya, kapasitas drainase berkurang karena penambahan air buangan dari kawasan permukiman. Selain itu, drainase juga banyak yang tersumbat.

Hal ini diperparah dengan ulah masyarakat yang seenaknya menutup drainase dengan beton.”Imbas dari penutupan drainase dengan beton adalah sulit melakukan pembersihan di drainase tersebut,” kata Agus Sofyan kemarin. Agus mencontohkan, di ruas Jalan KH Noer Ali dari arah Jakarta, banyak pemilik toko seenaknya menutup drainase dengan beton. ”Hal inilah yang menyebabkan genangan air yang berujung kepada kerusakan di ruas Jalan KH Noer Ali,”tuturnya.

Seharusnya masyarakat tidak melakukan pembetonan, tetapi menutup drainase dengan baja atau besi yang dapat diangkat sehingga memudahkan jika dilakukan pembersihan. Agus menuturkan, selain kerusakan jalan, imbas dari tidak berfungsinya drainase ialah banjir yang terjadi sejumlah kawasan perumahan. Ditanya upaya yang dilakukan Pemkot Bekasi terkait banyaknya masyarakat yang membeton drainase,Agus mengaku kesulitan karena pembongkaran memerlukan dana yang tidak sedikit.

Meski demikian, pemkot tetap akan melakukan perbaikan terutama drainase yang jika tidak berfungsinya bisa menimbulkan genangan air yang cukup parah.” Tahun ini kami mengalokasikan anggaran sekitar Rp35 miliar untuk perbaikan saluran drainase,”jelasnya. Berdasarkan data Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi, dari total jalan Kota Bekasi sepanjang 1.000 km,kerusakan jalan sebesar 45%.Kerusakan itu meliputi kerusakan berat 10%, rusak sedang 15%,dan rusak ringan 20%.

Anggota Komisi B DPRD Kota Bekasi Tumai mengatakan, seharusnya Dinas Bina Marga dan Tata Air tidak segan- segan membongkar beton yang menutup drainase.”Ketegasan pemkot harus dilakukan, karena akibat beton yang menutup saluran kerugiannya dialami masyarakat Kota Bekasi,”tandasnya. Di bagian lain,hilir Sungai Cisadane yang melintasi wilayah Kota Tangerang,tepatnya di dekat pintu air sepuluh Kota Tangerang,mulai dinormalisasi kemarin.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane-Ciliwung, Dirjen Sumber Daya Air Departemen Pekerjaan Umum Banten Pitoyo mengatakan, normalisasi ini merupakan hasil pertemuan pascabanjir 2007 dan menghasilkan sembilan paket kegiatan untuk penanggulangan banjir dengan total biaya Rp1 triliun. Sementara untuk proyek normalisasi Cisadane Hilir tahap pertama dengan panjang 4,2 km, menelan biaya Rp150 miliar yang berasal dari pemerintah pusat.

Selain itu, kali Mookevart sepanjang 2,5 km juga mulai dinormalisasi dengan anggaran Rp100 miliar. (wahab f/denny i)



Post Date : 18 Februari 2009