Rawat Sumber Air Melalui Tradisi

Sumber:Kompas - 25 November 2013
Kategori:Lingkungan
TASIKMALAYA, KOMPAS — Masyarakat Jawa Barat diajak memperhatikan pelestarian sungai dan mata air melalui sajian tradisi seni budaya. Tujuannya agar sumber air tidak memicu banjir saat musim hujan atau menghilang kala kemarau datang.

”Lewat penampilan 12 kesenian dari 12 kota dan kabupaten di Jabar, kami ingin mengingatkan kembali pentingnya pelestarian sumber air. Sumber air yang lestari pasti membawa kehidupan dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” kata Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Jabar Nunung Sobari di Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, Minggu (24/11).

Dalam pergelaran bertajuk Festival Budaya Jawa Barat 2013 itu ditampilkan kesenian dari beragam daerah yang masih dijaga masyarakat setempat hingga kini. Mayoritas kesenian menekankan pentingnya perlindungan lingkungan untuk kehidupan lebih baik.

Kesenian yang ditampilkan antara lain seren taun guru bumi sindang barang dari Kabupaten Bogor. Mereka menjaga keberadaan air di tujuh mata air sebagai rasa syukur panen melimpah. Ada juga kawin cai dari Kabupaten Kuningan. Tradisi ini dilakukan menjelang musim kemarau.

Kota Tasikmalaya juga tidak ketinggalan. Melalui ngertakeun burial cai, mereka menjaga tradisi penyelamatan lingkungan di mata air Tanjung. Kawasan sekitar mata air asin ini dijaga dengan menanam banyak pohon di sekitarnya.

Nunung mengatakan, Jabar kaya dengan tradisi dan warisan budaya tentang perlindungan terhadap lingkungan. Banyak diantaranya muncul sejak ratusan tahun lalu dan terus dilestarikan sampai sekarang. Hal ini bisa menjadi modal besar mengajak masyarakat menjaga air dan lingkungan sekitar.

”Pertunjukan kesenian bisa memberikan pelajaran bagi masyarakat tanpa harus menggurui,” kata Nunung.

Tantan Tito, pemimpin rombongan asal Kota Tasikmalaya, mengatakan, tradisi ngertakeun burial cai selalu dilakukan menjelang Ramadhan di mata air asin Tanjung di Kecamatan Kawalu. Tujuannya mengucapkan syukur kepada Yang Maha Kuasa karena airnya memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

”Airnya yang asin digunakan untuk membuat ketupat yang telah terkenal hingga Brunei. Kami menjaganya dengan menanam pohon agar debit airnya tetap terjaga,” ujar Tantan.

Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar mengatakan, selain menjaga lingkungan, penjagaan tradisi budaya berpotensi meningkatkan pendapatan masyarakat lewat sektor pariwisata. Ia yakin akan banyak wisatawan dalam dan luar negeri tertarik datang ke Jabar jika melihat banyak tradisi budaya nenek moyang terjaga hingga kini. (CHE)

Post Date : 25 November 2013