70 Ton Sampah di Pintu Air

Sumber:Kompas - 05 Januari 2012
Kategori:Sampah Jakarta
Jakarta, Kompas - Selain ancaman banjir, akumulasi sampah yang terbawa arus air dan mengumpul di sejumlah pintu air juga patut diwaspadai. Dalam kondisi normal, sekitar 70 ton sampah diangkat setiap hari dari sejumlah pintu air di Jakarta. Jumlah sampah akan meningkat jika volume air di sungai bertambah.
 
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo, Rabu (4/1), mengatakan, setiap hari, sampah di sejumlah pintu air dibersihkan. ”Di pintu air Manggarai, 2-3 truk mengangkut sampah setiap hari. Dari Pesing, sampah yang diangkut sebanyak 3-4 truk per hari. Pintu air ini mengatur air di Sungai Angke. Sementara dari pintu air Perintis di Jakarta Utara, jumlah sampah rata-rata tiga truk sehari. Di Pluit, sampah diangkut dua truk sehari,” kata Ery.
 
Setiap truk mempunyai kapasitas angkut 7 ton. Jika ditotal, ada 10 truk yang beroperasi mengangkut sampah dari saluran air setiap hari atau 70 ton sampah yang diangkat dari sungai.
 
Pardjono (54), penjaga pintu air Manggarai, mengatakan, pembersihan sampah di pintu air Manggarai harus dilakukan setiap hari karena jumlahnya sangat banyak. Sampah diangkat dari air menggunakan alat berat.
 
Pertengahan tahun lalu, menurut Pardjono, untuk membersihkan sampah di pintu air Manggarai saja saat volume air meningkat dikerahkan 10 truk sampah per hari.
 
Kenyataan ini menjadi bukti, masih banyak warga membuang sampah di saluran air. Saat musim kering, sampah hanya menumpuk di saluran dan tidak sampai masuk sungai. Namun, ketika hujan turun, sampah ini terbawa air. Jika tidak ada penyaring, sampah itu akan masuk ke laut.
 
Dia menambahkan, pintu air Manggarai memang tidak hanya berfungsi mengatur aliran air ke hilir, tetapi juga menyaring sampah yang terbawa di sepanjang jalan air sejak dari Bogor.
 
Pardjono mengatakan, tidak semua pintu air memiliki penyaring sampah seperti di Manggarai. Sampah yang tertimbun di pintu air Manggarai amat beragam, mulai dari aneka plastik, styrofoam, batang pohon, kasur, hingga lemari kayu. Selain mengandalkan truk sampah, lima pemulung juga memunguti sampah dari pintu air Manggarai.
 
Sebelum diangkut dengan truk, sampah yang sudah diangkat dari sungai ditumpuk di sisi pintu air. Sebagian sampah yang tersaring juga terlihat ditumpuk di dekat pintu air. Sampah ini diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Bantar Gebang.
 
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna menuturkan, pengambilan sampah dari 13 sungai di Jakarta menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum DKI. Total ada 6.100-6.300 ton sampah di Jakarta per hari. Jumlah ini belum termasuk sampah di saluran air.
 
Belum dibersihkan
 
Timbunan sampah makin banyak memenuhi dinding pengamatan ketinggian air Kali Ciliwung di Jembatan Panus, Depok. Beragam jenis sampah dari hulu hingga sampah hasil pembuangan warga sekitar belum diangkat oleh petugas satuan tugas banjir. Seiring makin banyaknya sampah tersebut, satuan tugas banjir memerlukan peralatan khusus untuk mengangkatnya.
 
Pengangkatan sampah di tempat itu biasanya menggunakan alat sederhana, seperti bambu dan tongkat kayu. Namun, jika sampahnya makin menumpuk seperti saat ini, pengangkatan memerlukan alat bantu yang lebih baik.
 
”Idealnya diangkat menggunakan alat berat, seperti backhoe. Namun, karena medan yang terlalu curam, alat berat tidak mungkin masuk ke dekat kali. Kami memerlukan alat kerek untuk mengangkat sampah,” tutur Kepala Satuan Tugas Banjir Pemerintah Kota Depok Sadar.
 
Sebelumnya, Imih (55), petugas Pos Jaga Ketinggian Air Ciliwung di Jembatan Panus, mengungkapkan, tumpukan sampah di dinding pantau tersebut sudah ada sejak 17 November 2011. Saat itu terjadi hujan lebat di hulu sehingga aliran sungai membawa sampah. Meski sudah dilaporkan kepada Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, pembersihan dinding pantau belum dilakukan. Menurut Imih, kegiatan operasional Pos Panus berada dalam kewenangan Pemerintah Provinsi DKI,
 
Saat ini, timbunan sampah berada di dinding pantau sisi selatan, sementara angka pemantauan ketinggian air di sisi timur.
 
Rahmat Hidayat, Kepala Bidang Pelayanan Kebersihan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok, mengaku kewalahan mengatasi masalah sampah ini. Apalagi, warga masih punya kebiasaan membuang sendiri sampah dari atas jembatan.
 
Padahal, sudah ada tim Satuan Tugas Adipura yang memantau warga agar tidak membuang sampah di kali. Dalam beberapa kasus, tim sempat menangkap pembuang sampah di kali ini dan membawanya ke pengadilan. Meski demikian, upaya ini belum bisa menghentikan kebiasaan warga membuang sampah ke sungai. (NDY/ART)


Post Date : 05 Januari 2012