Atasi Krisis Air Bersih, Mahasiswa Unsoed Raih Medali Perak

Sumber:suaramerdeka.com - 1 September 2014
Kategori:Air Minum

Lima mahasiswa Universitas Jenderal Seodirman (Unsoed) Purwokerto, yang tergabung dalam tim Pengabdian Kegiatan Masyarakat  Green Infrastructure, mampu meraih juara dua atau medali perak, dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Undip Semarang.

Mereka adalah Reza Kusuma, Hasby S. Masyhuri, Rafika Ratik S, Putri Rieski Imanda dan Afana Riesma Ila’la. Kelimanya dari Program Teknik Pertanian  Fakultas Pertanian. Mereka dibimbing Dr Ardiansyah STP MSi, dosen Program Studi Teknik Pertanian.

Keberhasilan tersebut setelah mereka mampu mempresentasikan dan membuktikan hasil temuan mereka kepada tim penguji. Temuannya adalah teknologi Green Infrastructure, untuk mengatasi krisis air bersih di Dusun Danalaua Desa Banteran Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas.

Staf Ahli Rektor Unsoed Bidang Kemitraan dan Hubungan Masyarakat, Ir Alief Einstein Mhum mengatakan, alat tersebut mampu menyakinkan tim penilai, karena dianggap sebagai ide kreatif dan inovasi dalam menyiapkan teknologi murah dan ramah lingkungan untuk mengatasi masalah kekurangan air bersih. "Teknologi tersebut memanfaatkan energi surya untuk mengatasi kekurangan air bersih, saat musim kemarau. Setelah diujicoba berhasil dan kini sudah bisa dimanfaatkan warga setempat," katanya, Minggu (31/8).

Menurutnya, mahasiswa menerapkan metode participatory rural appraisal (PRA) dimana masyarakat diikutsertakan dalam tiap kegiatan. Mulai musyawarah untuk pengambilan keputusan dan proses pembangunan, sehingga nantinya masyarakat akan merasa memiliki instalasi yang telah dibangun. "Setelah ini, pengelolaan teknologi diserahkan ke masyarakat dengan dibuatkan kelompok pemakai air bersih," terangnya.
  
Ketua Tim Program Green Infrastructure, Putri Rieski Imanda menjelaskan sistem teknologi tersebut dengan cara membuat tower air yang lebih tinggi dan bak penampung di bawah water torent, Ini dipakai untuk memanfaatkan energi grafitasi guna pendistribusian air bersih.

"Kami menyebutnya Green Infrastructure karena ini tidak menggunakan energi listrik maupun energi fosil lainnya, melainkkan pemanfaatan energi air (untuk pompa hidram) dan energi surya (untuk daya pompa air),” katanya, Jumat (29/8).

uji coba awal, lanjut dia, untuk tiga sampai lima kepala keluarga  di Dusun Danalaya. Hasilnya mereka sekarang sudah bisa menikmati sejuknya air bersih. Setelah ujicoba, selanjutnya akan dikembangkan untuk memasok kepala keluarga yang lain.

Sistem kerja teknologi ini, katanya, air dari pompa hidram disalurkan ke water torent, karena pompa hidram bekerja 24 jam/hari maka air akan meluap pada malam hari. "Karena kebutuhan air di malam hari sedikit dan luapan air akan tertampung pada bak penampung. Pagi sampai sore hari kebutuhan air tinggi sehingga air bak penampung perlu diangkat kembali ke water torent menggunakan pompa air,” terangnya.



Post Date : 01 September 2014