Banjir Masih Bayangi Jakarta di 2014

Sumber:okezone.com - 2 Januari 2014
Kategori:Banjir di Jakarta

BANJIR sepertinya sudah menjadi masalah klasik Kota Jakarta dari tahun ke tahun. Banjir diprediksi masih akan membayangi wilayah Jakarta dan sekitarnya di tahun 2014 ini. 

Meski curah hujan diperkirakan tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya, namun potensi genangan air di sejumlah titik Ibu Kota masih tetap ada.
 
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, wilayah Jakarta masih dibayangi potensi hujan dengan level menengah dan genangan banjir.
 
Tercatat, sejumlah titik rawan banjir di antaranya berada di wilayah Jakarta Pusat meliputi Cempaka Putih, Gambir, Petamburan, Sawah Besar, Senen, Tanah Abang, Kemayoran, Matraman, dan Menteng. Kemudian untuk Jakarta Timur setidaknya ada tujuh titik rawan banjir yaitu Cakung, Kramat Jati, Pulogadung, Ciracas, Jatinegara, Kampung Makasar, Cipayung,
 
Sementara di wilayah Jakarta Barat meliputi Cengkareng, Kalideres, Taman Sari, Grogol, Kebon Jeruk dan Kembangan. Adapun di wilayah Jakarta Utara beberapa titik juga rawan banjir yakni Cilincing, Pademangan, Tanjung Priok, Kelapa Gading Penjaringan, Pesanggrahan dan Koja.
 
Sedangkan untuk wilayah Jakarta Selatan, daerah rawan banjir terdapat di sejumlah titik yakni Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Tebet.
 
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengatakan, intensitas curah hujan khususnya di wilayah Jakarta masuk kategori berintensitas sedang. Di awal Januari 2014 sebanyak 1 Zona Musim (ZOM) sebesar 0,3 persen, Februari 2014 sebanyak 1 ZOM (0,3 persen), Maret 2014 sebanyak 8 ZOM ( 2,3 persen), April 2014 sebanyak 1 ZOM (0,3 persen), dan Mei 2014 sebanyak 1 ZOM (0,3 persen).
 
Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981-2010), awal musim hujan 2013/2014, sebagian besar daerah yaitu 192 ZOM (56,1 persen) maju dengan rata-ratanya dan 107 ZOM (31,3 persen) sama terhadap rata-ratanya. Sedangkan yang mundur terhadap rata-rata 43 ZOM (12.6 persen).
 
Meski curah hujan masih tetap berpotensi tinggi pada 2014, namun tidak akan sebesar banjir pada 1997 dan 2012 silam. Alasannya, curah hujan tidak bisa diprediksi karena tergantung dengan aktivitas penguapan di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. 

Kondisi suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia dapat digunakan sebagai salah satu indikator banyak sedikitnya kandungan
 
Menghadapi potensi banjir di Jakarta dan sekitarnya, masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam menjaga lingkungan tempat tinggalnya, yakni dengan tidak membuang sampah sembarangan yang dapat menyumbat saluran air. Penumpukan sampah, buruknya sistem drainase, dan minimnya daerah resapan air kerap menjadi penyebab banjir apalagi jika curah hujan dengan intensitas lebat.
 
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan pihaknya akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam hal mengantisipasi sekaligus tindak penanganan banjir di wilayah Jakarta.
 
Ihwal tanggul di Jalan Latuharhary, Banjir Kanal Barat (BKB), Jakarta Pusat yang sempat jebol tahun lalu akibat hujan deras, Ahok juga telah menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan inspeksi ke tanggung di Jalan Latuharhary, Banjir Kanal Barat (BKB).
 
"Dinas PU untuk melakukan inspeksi di tanggul Banjir Kanal Barat, dicek. Tanggul kita yang siap itu Kanal Banjir Timur (BKT) karena inspeksi semua bagus. Makanya kita ingin jangan sampai semua beban air itu ke barat," terang Ahok belum lama ini.
 
BKT ini dapat mempercepat aliran air dari 12 jam menjadi rata-rata hanya delapan jam. Dengan adanya BKT, jumlah titik genangan diharapkan dapat ditekan sehingga potensi banjir tidak meluas di wilayah Jakarta.
 
Sementara itu, pakar tata kota Yayat Supriatna mengatakan, kesiapan Pemprov DKI Jakarta baru akan teruji pada dua bulan awal di 2014 yakni Januari-Februari. Pemerintah kata dia, dapat mencegah banjir di antaranya dengan menormalisasi waduk maupun membuat sumur resapan. 

Diharapkan infrastruktur yang ada dapat mengurangi titik genangan air kala hujan turun dengan intensitas tinggi. 

“Jika ada pengurangan titik genangan air, maka Pemprov telah berhasil mencegah banjir itu. Jadi kita lihat saja ke depannya,” ujar Yayat. 



Post Date : 02 Januari 2014