Air Tercemar Nitrat Berbahaya

Sumber:Jurnal Nasional - 21 Januari 2010
Kategori:Air Minum

BADAN lingkungan hidup Amerika Serikat pernah melakukan survei dan menemukan, pencemaran bahan nitrat hingga di atas batas maksimum yang aman dikonsumsi (10 ppm) pada lebih dari 50 persen sumber air tanah yang digunakan untuk air bersih dan air minum di seluruh Amerika.

Ahli Hidrogeologis Universitas Gadjah Mada, Dr Ir Heru Hendrayana mengatakan, kedalaman air dapat menentukan kualitas air yang layak diminum atau digunakan oleh masyarakat. Memiliki sumur sendiri dan menggunakan air tanah harus menentukan kedalaman air tersebut.

“Jika kedalamannya kurang dari 15 meter, waspadalah dalam mengonsumsinya. Minum air dari sumber mata air yang dangkal secara terus menerus berisiko terjadi pengendapan nitrat yang sangat berbahaya bagi tubuh dalam 20 hingga 30 tahun kemudian,” kata Heru beberapa waktu lalu di Jakarta.

Nitrat adalah senyawa yang banyak dihasilkan dari limbah, baik limbah kotoran manusia, limbah industri, atau limbah organik lain seperti: hasil samping penggunaan pupuk pertanian. Senyawa nitrat dapat menahan perembesan air ke dalam tanah dan banyak mencemari sumber air dangkal.

Berdasarkan studi yang ia lakukan sejak tahun 2000, menurutnya saat ini sudah tidak ada air tanah dangkal di daerah perkotaan yang memenuhi syarat sebagai air minum. Air tanah dangkal yang kedalamannya kurang dari 15 meter sudah banyak dicemari bahan pencemar, mulai dari bakteri, logam berat hingga zat berbahaya seperti nitrat. ”Yang berbahaya adalah senyawa nitratnya, katanya.

Nitrat yang masuk ke dalam tubuh, menurut Heru, bisa menyebabkan risiko penyakit, terutama pada bayi. Ibu-ibu yang sering mengonsumsi air yang mengandung nitrat berisiko melahirkan anak dengan penyakit baby blue. “Efek jangka panjang (20-30 tahun) bagi mereka yang sering minum air mengandung nitrat adalah sesak napas,” katanya.

Dijelaskan, Baby bBlue Syndrome banyak menyebabkan kematian pada bayi umur tiga bulan. Nitrat yang masuk dalam tubuh akan berikat dengan hemoglobin dan akan menghambat darah melepaskan oksigen ke sel-sel tubuh. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen.

Dampak yang terjadi pada bayi adalah sesak napas. Seluruh tubuhnya membiru. Jika tidak cepat ditolong dapat mengalami serangan jantung dan akhirnya meninggal.

Namun, untuk mengetahui kandungan nitrat dalam air minum cukup sulit. “Apalagi untuk menghilangkannya dari tubuh. Secara fisik tidak bisa dilihat karena nitrat berwarna bening dalam air,” katanya.

Satu-satunya cara untuk menghindari nitrat adalah minum air dari sumber mata air yang benar dan menjaga sanitasi lingkungan. ”Hindari minum air dari air tanah dangkal yang kurang dari 15 meter, dan hindari membuat sumur dekat septictank. Sekali senyawa nitrat masuk dan mengendap ke dalam tubuh, diperlukan 6.000 liter air untuk menghilangkannya,” kata Heru. Vien



Post Date : 21 Januari 2010