Banjir akibat Drainase

Sumber:Kompas - 21 Mei 2010
Kategori:Drainase

Palembang, Kompas - Banjir kembali menggenangi jalan utama Palembang pascahujan deras yang terjadi Rabu (19/5) malam-Kamis (20/5) dini hari. Banjir kali ini memperlihatkan belum maksimalnya upaya pemerintah kota dalam mengatasi persoalan drainase yang masih buruk.

Berdasarkan pemantauan, Rabu (19/5) malam sekitar pukul 22.00 WIB, banjir menggenangi sejumlah ruas jalan protokol, antara lain di Jalan Angkatan 45, Jalan Basuki Rahmat, dan Jalan Demang Lebar Daun. Di Jalan Angkatan 45, genangan air terjadi sepanjang 300 meter, mulai dari simpang tiga Kampus menuju ke arah barat. Ketinggian air di ruas jalan ini berkisar 30 sentimeter.

Di Jalan Demang Lebar Daun, genangan muncul di badan jalan sepanjang 200 meter, mulai dari RS Bunda hingga menuju SPBU 24 jam di Simpang Polda. Genangan setinggi 40 sentimeter tersebut mengakibatkan lima sepeda motor milik warga mogok di tengah jalan.

Genangan terparah

Genangan terparah terlihat di Jalan Basuki Rahmat, tepatnya di simpang empat Jalan Angkatan 66 menuju ke selatan, sepanjang hampir 500 meter. Ketinggian air mencapai 50 sentimeter. Di ruas ini ada lebih dari 15 sepeda motor milik warga yang mogok.

Effendi (34), warga Jalan Angkatan 66, mengatakan, sepeda motornya mogok ketika melintasi genangan di depan SPBU Jalan Basuki Rahmat, atau 200 meter dari simpang empat Jalan Angkatan 66.

”Saya paksa motor melaju di tengah genangan. Namun, saat di tengah jalan, tiba-tiba mesin mati karena terendam air. Sampai sekarang tidak mau hidup lagi. Karena motor mogok, saya minta dijemput anak laki-laki untuk pulang,” katanya.

Genangan air hujan yang meluap ke badan jalan ini bukan terjadi sekali, tetapi sudah berkali-kali. Pengamat perkotaan Ari Siswanto menegaskan, masalah banjir di Palembang tidak akan pernah terselesaikan sebelum pemerintah membenahi saluran air atau drainase.

”Selama drainase di kota tidak bisa menampung volume air hujan serta tidak bisa dibuang ke sungai atau tempat pembuangan lain dengan lancar, maka air hujan akan tetap meluap. Tidak hanya menggenangi jalan, tetapi juga tempat lain, seperti kawasan perdagangan dan sekolah yang ada di pinggir jalan,” kata Ari menjelaskan.

Sejumlah ruas jalan protokol yang drainasenya masih buruk antara lain Jalan Kapten Rivai, Jalan Sekip Ujung, Jalan Basuki Rahmat, dan jalan di sepanjang Pasar Kuto. Di sana, saluran air memiliki ketinggian sekitar 50 cm dengan ketinggian maksimal satu meter. Dalam saluran juga terdapat cukup banyak sampah sehingga menghambat perjalanan air.

Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra menjelaskan, bencana banjir di Palembang sebenarnya bukan karena soal drainase, tetapi karena air kiriman dari hulu Sungai Musi. (ONI)



Post Date : 21 Mei 2010