BanjirBanjirBanjir!!

Sumber:Indo Pos - 17 Desember 2005
Kategori:Banjir di Jakarta
KEDIRI- Hujan deras yang mengguyur Kediri, kemarin sore, benar-benar menjadi bencana. Sejumlah lokasi dilanda banjir bandang. Di Kota Kediri, ratusan rumah di Perumahan Wilis Indah II terendam. Jembatan Sungai Kedak yang menghubungkan perumahan itu dengan perkampungan penduduk bahkan tenggelam. Ketinggian air mencapai hampir satu meter.

Informasi yang dikumpulkan Radar Kediri di lokasi menyebutkan, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 16.30. Sebelumnya, hujan deras mengguyur sejak pukul 16.00. Banjir terjadi karena air Sungai Kedak meluap akibat hujan deras dari pegunungan.

"Ini merupakan banjir terbesar selama ini," ujar Fadhila, 32, warga Perumahan Wilis Indah II, yang sudah tinggal di perumahan tersebut sejak sembilan tahun lalu.

Luapan air dari sungai itu langsung membanjiri jalan dan rumah-rumah penduduk yang ada di sekitarnya. Selang beberapa menit kemudian, air yang bercampur lumpur langsung masuk ke dalam rumah. Teriakan-teriakan minta tolong dari warga pun terdengar bersahutan. "Banjirbanjir!!"

Mereka yang sudah tahu sejak awal bisa segera menyelamatkan barang-barangnya. Tapi, banyak pula yang terlambat mengetahui. "Saat itu kami sedang menonton televisi di ruang belakang. Tahu-tahu air sudah masuk rumah. Semua barang terapung," tutur Badiah, 22, warga yang lain, dengan gemetaran.

Warga yang rumahnya kebanjiran kemudian mengungsi ke rumah warga lainnya yang lebih tinggi. Bocah-bocah cilik terpaksa harus digendong. Sebab, ketinggian air melebihi lutut orang dewasa.

Akibat banjir ini, kerugian diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah. "Kelenger, Mbak. Semen saya 15 zak dan pasir hanyut. Padahal, barangnya baru datang," keluh Sofian, 35, yang sedang merenovasi rumahnya.

Sementara itu, di Kabupaten Kediri, banjir lumpur melanda Kecamatan Banyakan. Rumah-rumah dan toko di sekitar Pasar Banyakan juga terendam. Jalur utama Kediri-Nganjuk bahkan sempat lumpuh. Hanya kendaraan-kendaraan besar yang bisa lewat. Sementara, sepeda motor dan kendaraan yang berbodi rendah terpaksa harus kembali.

Akibat banjir yang terjadi sejak sekitar pukul 16.00 ini, sejumlah dagangan ikut hanyut. Termasuk, ratusan kilo gram mangga podang yang menjadi produk khas andalan dari kecamatan tersebut. Kegiatan bisnis di pasar itu pun terhenti. "Rugi banyak, biasanya laku sampai jutaan," keluh Andik, 45, pedagang grosir mangga di Pasar Banyakan.

Sekitar pukul 18.00, banjir di kedua lokasi itu baru surut. Warga harus bergotong royong membersihkan lumpur yang bisa ketebalannya bisa mencapai 30 centi meter. (dea)

Post Date : 17 Desember 2005