Banjir Bisa Lebih Tinggi Lagi

Sumber:Kompas - 24 Desember 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Meskipun curah hujan di Jakarta dan sekitarnya sepanjang dua hari terakhir cukup tinggi, hal itu belum mencapai puncaknya. Masyarakat harus terus mewaspadai banjir.
 
Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Mulyono Rahadi Prabowo, Minggu (23/12). Beberapa kawasan dengan curah hujan lebih dari 50 milimeter dalam satu hari di antaranya adalah Kemayoran (63 mm), Gunung Geulis (55 mm), dan Pantai Indah Kapuk (64 mm). ”Diperkirakan puncak musim hujan pada akhir Januari hingga awal Febuari,” katanya.
 
Prediksi ini sesuai dengan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menunjukkan puncak bencana alam di Indonesia yang didominasi bencana hidrometeorologi biasanya pada Januari. ”Kemudian menurun pada Februari, tapi Maret-April naik lagi,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
 
Mulyono mengingatkan, hingga akhir Desember 2012 diprediksi hujan deras pada sore dan malam hari akan terjadi cukup merata hampir di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. ”Karena berbarengan dengan arus mudik dan pergerakan orang ke area hiburan, kami mengimbau agar warga lebih berhati-hati berkendaraan, terutama menjelang sore dan malam karena kemungkinan terjadinya hujan lebat,” katanya.
 
Di Jakarta, menurut Sutopo, dimensi dan masalah banjir terus meningkat. ”Selain faktor alam, faktor antropogenik berperan menyebabkan banjir,” katanya. Kompleksitas masalah menyebabkan banjir diperkirakan akan terus melanda Jakarta pada tahun-tahun mendatang.
 
Menurut Sutopo, pada periode tahun sebelum 1970-an, banjir Jakarta lebih didominasi faktor alam. Sesudah itu, faktor manusia lebih dominan, di antaranya kerusakan daerah resapan air dan daerah aliran sungai, penyempitan alur sungai untuk permukiman.
 
Upaya pengendalian banjir hingga 2014, menurut Sutopo, belum akan menuntaskan titik banjir. Ada 78 titik banjir di DKI Jakarta. Kanal Banjir Timur hanya mengurangi 15 titik. Kanal Banjir Barat akan mengurangi 6 titik. Normalisasi Sungai Pesanggrahan, Angke, dan Sunter pada 2011-2014 dengan dana Rp 2,3 triliun hanya mengurangi 10 titik. Demikian pula proyek pengerukan sungai Jakarta Emergency Dredging Initiative di Cengkareng Drain, Kali Sunter, KBB, Cideng, Angke, dan lainnya pada 2013-2014 akan mengurangi 20 titik banjir. (AIK)


Post Date : 24 Desember 2012