Banjir Genangi Ratusan Rumah

Sumber:Jurnal Nasional - 28 September 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
BENCANA banjir kembali terjadi di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut). Banjir terjadi akibat derasnya hujan turun sepanjang hari Selasa hingga Kamis sore (27/9). Akibatnya, 200 rumah warga yang ada dikawasan Hamparan Perak, Deliserdang, digenangi air setinggi rata-rata satu meter.
 
Banjir terparah terjadi di perumahan Sri Gunting, Desa Hamparan Perak. Disini, praktis ratusan kepala keluarga terpaksa mengungsi ke dataran yang lebih tinggi. Sejak Rabu siang hingga Kamis, ratusan rumah didaerah ini digenangi air bercampur lumpur. 
 
Kepala Dusun VI Desa Hamparan Perak, Marwan, saat diwawancarai Jurnal Nasional, mengatakan salah satu penyebab banjir ini, karena lokasi desa yang dulunya menjadi resapan air, kini telah berubah menjadi kompleks perumahan.
 
Bahkan daerah yang sebelumnya memiliki lahan kosong yang mampu penyerap air, kini lambat laun sudah tidak lagi mampu menampung volume air yang terus meningkat. "Beginilah dek, banyak warga mengungsi kelokasi lebih tinggi. Baru kali inilah yang terparah, gak ada lagi resapan airnya, " jelas Marwan.
 
Dirinya mengatakan, untuk membantu meringankan beban para korban banjir, dirinya bersama ratusan masyarakat yang tidak terkena banjir saling bahu membahu memberikan bantuan berupa makanan siap saji dan uang tunai. 
 
"Kita membantu masyarakat yang terkena banjir dengan memberikan logistik makanan, uang tunai dari masyarakat juga ada, dan pakaian serta selimut hangat buat anak anak juga sudah banyak diberikan. Mudah-mudahan lekas surut banjirnya, kasihan warga, " ungkapnya. 
 
Selain di Kabupaten Deliserdang, banjir juga terjadi di Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng). Disini, setidaknya 300 rumah terendam air. Banjir sendiri terjadi akibat adanya luapan Sungai Aek Sirahar. Sejumlah fasilitas umum sejak Rabu hingga hari Kamis siang, masih terendam air. Meski begitu, warga yang sempat mengungi, sudah kembali kekediamannya masing-masing.
 
Berdasarkan data dari Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Polonia Medan, curah hujan sepanjang sepekan terakhir patut diantisipasi karena bisa menyebabkan tingginya volume air sehingga rawan banjir. Hal ini disebabkan adanya gangguan cuaca dan tekanan rendah di Samudera Hindia sebelah Barat pantai Sumut. 
 
Kepala Data dan Informasi BMKG Stasiun Polonia Medan, Mega Sirait, mengatakan dari data yang ada, curah hujan akan terus turun sejak malam hingga pagi hari. Disusul pada siang dan sore hari. Meski begitu untuk siang dan sore hari tidak selebat dan sesering pada malam hingga pagi hari.
 
Kondisi ini mengakibatkan pembentukan awan yang cukup tebal khususnya Pantai Barat dan Pesisir Timur Sumut, sehingga menyebabkan curah hujan cukup lebat.
 
Berdasarkan data dari satelit yang ada, sejak hari Selasa malam, curah hujan mencapai 54,1 milimeter dan sudah masuk dalam kategori tinggi. Kecepatan angin juga mencapai 25 knot atau setara dengan 46 Km/Jam sehingga masuk kategori kencang
 
Sirait mengatakan cuaca paling ekstrim terjadi diwilayah Pantai Barat, seperti Kota Sibolga dengan kondisi curah hujan ekstrim mencapai 229 milimeter. 
 
Daerah lain berpotensi hujan disertai angin kencang terjadi di Kabupaten Langkat, Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Sedang Bedagai (Sergai), dan Kabupaten Asahan. 
 
Dari semua daerah itu, wilayah yang berpotensi mengalami banjir yaitu Kota Medan, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Tapanuli Tengah.
 
Sedangkan Daerah yang berpotensi longsor, yaitu Kabupaten Langkat, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Tapanuli Selatan (Tapsel), dan Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), dengan jarak pandang saat tidak ada hujan antara 5 hingga 10 Km. "Suhu pada malam hari 32 derajat hingga 33 derajat Celsius, dan pada malam hari 25 sampai 29 derajat Celsius.


Post Date : 28 September 2012