Banjir Mulai Menyergap Warga Jakarta

Sumber:Media Indonesia - 19 November 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
INTENSITAS hujan yang kian meningkat di be berapa wilayah di DKI Jakarta dan sekitarnya mulai menimbulkan genangan air di jalan. Akibatnya arus lalu lintas banyak yang terganggu dan timbul kemacetan di daerah yang mengalami banjir.
 
Dari pantauan Media Indonesia di Jakarta Utara, banjir parah menggenangi wilayah yang bersebelahan dengan Taman Impian Jaya Ancol. Jalan Sunter Barat menuju Pengadilan Negeri Jakut merupakan salah satu titik yang cukup parah terendam air.
 
Untuk wilayah Jakarta Pusat, Jalan Gunung Sahari persis di depan WTC Mangga Dua hingga Mangga Dua Square terendam banjir hingga selutut orang dewasa. Akibatnya aktivitas lalu lintas menuju arah Senen terganggu. Begitu juga dengan arah sebaliknya.
 
Kendaraan yang melintas di Jalan Gunung Sahari terpaksa menyerobot jalur bus Trans-Jakarta karena jalur tersebut lebih tinggi sehingga genangan air lebih rendah. Pada arah Senen ke Ancol atau Tanjung Priok, terjadi antrean kendaraan sekitar 300 meter.
 
“Wah, macet! Ini enggak jalan-jalan,” ujar Malik, 37, salah satu pengemudi mobil yang terjebak macet di depan WTC Mangga Dua.
 
Pemilik kendaraan yang memaksa menerobos banjir banyak yang mengalami mogok. Akibatnya, mereka terpaksa menuntun kendaraan mereka dengan dibantu warga.
 
Akibat jalur tergenang air, bus Trans-Jakarta jurusan Ancol bahkan harus putar balik di daerah Pademangan. Akun Twitter resmi BLU Trans-Jakarta pada pukul 15.35 WIB menginformasikan bus harus putar balik di Jembatan Merah. ‘Banjir di Pademangan. Untuk sementara bus putar di Jembatan Merah dan tidak sampai Ancol’, tulis akun tersebut.
 
Pada bagian lain, seorang remaja bernama Taufik, 15, hanyut terbawa oleh arus saat sedang bermain di Kali Angke. Ia bersama teman-temannya bermain di kali bersamaan dengan hujan yang sedang turun. Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Jakarta Barat Sutarno mengatakan peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.25.
 
Dinas Damkar dan PB, lanjut Sutarno, menurunkan 10 petugas gabungan dari unit Jelambar dan Tanjung Duren. Sementara itu hujan di Bogor sempat membuat status Katulampah siaga 4.

Penuh endapan 
 
Tarsoen Waryono, pengamat lingkungan dari Universitas Indonesia, menyatakan banyaknya endapan atau sedimen di saluran-saluran air turut memperburuk dampak aliran hujan. “Kurang mampunya daya dukung saluran drainase disebabkan sedimentasi (tanah) dan sampah. Besaran sedimentasi seperti yang diamati pada 2011 di Jalan Lenteng Agung, misalnya, tercatat sebesar 335 karung (± 35 ton) per km jalan dan di Jalan Condet tercatat 135 karung (± 13 ton) per km jalan,” kata Tarsoen di Depok, kemarin.
 
Hasil pengamatan, besaran sedimen seperti yang terjadi di Lenteng Agung dan Condet hanya contoh kecil dan agaknya terjadi di seluruh wilayah DKI Jakarta.
 
Solusi yang harus diambil, lanjut Tarsoen, ialah dengan mengangkat sedimen dan sampah pada saluran drainase. Bisa juga membuat penampungan air sementara (tandon air) agar air limpasan dapat dikendalikan. Tandon air ditempatkan terutama pada posisi yang rendah dari daerah yang tergenang. (Vni/ GG/DD/*/*/J-3)


Post Date : 19 November 2012