Banjir Semakin Meluas Diare Mulai Mengancam, Gubernur Instruksikan Semua Dinas Terkait Bantu Korban

Sumber:Pikiran Rakyat - 22 Februari 2005
Kategori:Sanitasi
BANDUNG,(PR).- Luapan air Sungai Citarum serta sejumlah anak sungai lainnya mengakibatkan daerah yang terkena banjir hingga Senin (21/2) semakin meluas. Ribuan warga mulai memenuhi sejumlah tempat pengungsian sementara.

Sementara itu, penyakit diare mulai mengancam karena kondisi lingkungan buruk dan tidak tersedianya sarana sanitasi yang memadai. Sejumlah pengungsi, terutama anak-anak, mulai terkena diare. Sulitnya mendapatkan bahan makanan dan air bersih akibat harus melalui prosedur rumit dikeluhkan oleh para pengungsi.

Biasanya air akan kembali surut menjelang pagi, justru yang terjadi saat ini hingga pukul 10.00 WIB tadi air terus naik, ujar Kasi Informasi dan Kahumas Kecamatan Dayeuhkolot, Inen, saat ditemui PR di Kantor Kecamatan Dayeuhkolot.

Sementara ini, anak-anak yang terserang diare masih dapat diatasi. Jumlahnya belum begitu banyak, namun dikhawatirkan akan semakin banyak bila air bersih sulit dan sanitasi belum tersedia, ujar Inen.

Meski tidak sampai ada korban jiwa, Pelaksana Kasi P3DL Kec. Baleendah Momon memprediksi, pengungsi yang terkena penyakit akan banyak bila air tidak kunjung surut. Kami mengkhawatirkan kondisi pengungsi di sejumlah tenda pengungsian karena tidak memadainya fasilitas sanitasi dan air bersih yang cukup, ujarnya.

Terisolasi

Dikatakan Inen, sejumlah perkampungan di Desa Cangkuang Wetan dan Dayeuhkolot mulai terisolasi akibat ruas jalan tertutup air hingga ketinggian mencapai 3 meter.

Daerah lainnya yang masih terendam di Kecamatan Rancaekek, Majalaya, Solokanjeruk, Tegalluar, dan Ciparay. Meskipun air sudah surut sejak pukul 8.00 WIB, sawah dan kolam ikan masih terendam. Selain itu, pemilik peternakan ayam mengalami kerugian akibat kematian ribuan ayam.

Upaya evakuasi pun dilakukan petugas terhadap warga yang sebelumnya masih bertahan di rumah lantai atas, dengan menggunakan perahu karet dari PMI Jabar, Kesbang Linmas, Satkorlak PBA Jabar, Lanud Sulaeman, dan Kesdam. Sejumlah perahu milik warga juga turut dipakai.

Menurut Inen, kini jajaran muspika mengupayakan tersedianya makanan yang mulai menipis. Makanan dari PMI Jabar terdiri dari 10 dus mi instan, 1 kwintal beras, dan 5 dus air mineral sudah habis dikonsumsi pada pagi hari.

Sementara untuk meminta bantuan ke kabupaten atau provinsi, pihaknya harus mengajukan terlebih dahulu. Setelah diajukan dan disetujui, kami harus mengambil sendiri, ujarnya seraya menyebutkan, untuk mendapatkan air bersih, pihaknya harus mengajukan ke PDAM dan baru siang harinya air bersih dikirim.

Bantuan

Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Priangan Drs. H. Tenny Wishramwan, M.Si. mengatakan bahwa penanganan banjir di Kab. Bandung, Gubernur Jabar telah menginstruksikan seluruh instansi terkait mengambil langkah-langkah darurat.

Sejak Senin pagi, Dinas Sosial Jabar sudah menyalurkan sumbangan berupa makanan pokok. Selain itu, bekerja sama dengan instansi terkait tengah mengupayakan air bersih dan tambahan perahu karet serta tenda.

Hal senada dikatakan Asisten Ekonomi Pembangunan Kab. Bandung Ir. Nana Priatna, pihaknya telah melakukan instruksi dari gubernur maupun Bupati Kab. Bandung. Upaya tanggap darurat yang telah dilakukan di antaranya menambah posko dan tenda pengungsian, menyediakan air bersih, dan membangun dapur umum, ujar Nana. (A-87)

Post Date : 22 Februari 2005