|
Palembang, Kompas - Harapan sebanyak 89 warga RT 04 RW 02 Kelurahan Karya Jaya, Kecamatan Kertapati, Kota Palembang, Sumatera Selatan, yang menjadi korban banjir pasang Sungai Musi, Palembang, akhir Desember 2003, untuk segera memperoleh tempat berteduh kembali tertunda. Itu terjadi karena kurangnya bahan bangunan sehingga pengerjaan bedeng yang akan menjadi tempat tinggal mereka terhenti. Padahal, sampai Kamis (11/3) sudah genap 79 hari mereka tinggal di bawah tenda darurat-lokasinya sekitar 100 meter dari Jembatan Keramasan, Palembang-yang dipinjamkan Dinas Sosial. Sebanyak 15 keluarga tersebut terpaksa berteduh di tenda pengungsian karena bedeng kayu yang menjadi tempat tinggal mereka roboh saat terjadi banjir yang diakibatkan banjir karena pasang Sungai Musi, 24 Desember 2003. Kondisi tiga tenda yang mereka tinggali saat ini semakin memprihatinkan karena berlubang dan bocor di banyak tempat. Warga sedang berupaya membangun rumah bedeng untuk tempat tinggal mereka di lahan kosong milik PT Nilakandi, perusahaan tempat mereka bekerja dulu. "Bedeng ini nantinya terdiri atas dua unit bangunan, setiap keluarga menempati ruangan 4 kali 10 meter," papar NH Amono, Ketua RT 04 RW 02 Karya Jaya. Sejak mengungsi, warga yang rata-rata bekerja sebagai kuli angkut dan penarik becak itu memperoleh bantuan berupa bahan-bahan makanan yang diberikan Pemerintah Kota Palembang dan donatur lain. Namun, warga sempat merasa resah karena bantuan bahan bangunan dari Pemkot Palembang untuk tempat tinggal sementara tidak kunjung tiba. Sejak sepekan lalu, warga mulai mendirikan bedeng tidak jauh dari lokasi pengungsian mereka. Di atas lahan yang masih dipenuhi alang-alang itu, tiang-tiang utama bedeng sudah mulai berdiri. Wali Kota Palembang Eddy Santana Putra beberapa waktu lalu menyatakan, pemkot sudah cukup memberikan bantuan. "Banjir di Palembang ini bukan semacam banjir bandang seperti di Lahat atau Bohorok yang sampai menghancurkan rumah," ujarnya. (dot) Post Date : 12 Maret 2004 |