Belajar dari Dr. Hasan Hasyim, Sang Penggagas AMPL di Kabupaten Gowa

Sumber:AMPL - 02 Agustus 2007
Kategori:Umum
Dr Hasan Hasyim adalah sosok berpenampilan sederhana, namun dibalik kesederhanaanya tersimpan kepiawaiannya dalam mengusung program AMPL di Gowa. Pada saat program AMPL di Gowa dimulai pada tahun 2005 pada waktu bukan karena Gowa ditetapkan sebagai daerah terpilih yang mendapatkan pendampingan WASPOLA dalam pelaksanaan kebijakan, melainkan atas inisiatifnya setelah mengikuti salah satu acara diseminasi kebijakan yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja AMPL provinsi dan berdasarkan apa yang dia baca di website AMPL. Dr Hasyim adalah Kepala Bidang Fisik dan Prasarana di Bappeda pada saat itu.

Menurut doktor lulusan IPB kakak kelasnya SBY ini, adopsi kebijakan AMPL suatu keharusan terlebih Gowa merupakan daerah penyangga suplai air bersih untuk kota Makasar dan sumber daya airnya menjadi juga sangat dibutuhkan oleh Kabupaten Takalar kini dirasakan mulai terancam kelestariannya. Berkat hubungan yang baik dengan LSM peduli lingkungan di Makassar yang telah mengikuti diseminasi kebijakan dibantu oleh Farida fasilitator WASPOLA pada saat itu terselenggara beberapa agenda diskusi mengenai kebijakan nasional AMPL berbasis masyarakat.

Tidak Lagi di Bappeda

Sejak hampir dua tahun lalu Hasan Hasyim telah berpindah dari Kantor Bappeda sebagai Kepala Kantor Lingkungan, walaupun tidak lagi di Bappeda namun kepedulian dan keterlibatannya dalam Kelompok Kerja AMPL tetap exist. Menurutnya sebagai kepala kantor lingkungan ditempat ini merupakan arena yang sangat luas dalam mewujudkan kreasi melalui berbagai program kegiatan dengan maistream kelestarian lingkungan dan penyelamatan sumber daya air. Salah satu karya yang cukup spektakuler ditangan beliau telah tertanam pohon trembesi sebanyak lebih dari dua puluh ribu batang di sepanjang jalan di kabupaten Gowa.

Obsesi Kota Gowa di Tengah Hutan

Penanaman lebih dari 20 ribu pohon trembesi adalah sebagian kecil dari upaya besar yang telah mereka lakukan pada saat ini dan masih akan digalakkan si masyarakat. Selorohnya...nanti kalau semua pohon-pohon di sepanjang jalan masuk kota Gowa mobil tidak perlu menghidupkan AC. Seusai acara lokakarya saya dan Nasthain diajak keliling melihat dari dekat apa yang sedang mereka gagas dan apa yang mereka lakukan.

Bank Pohon Sebagai Alternatif Jawaban

Umumnya istilah Bank terkait dengan uang, lain halnya apa yang dilakukan doktor lulusan IPB ini. Bank Pohon merupakan jawaban yang harus mereka sediakan kini ratusan ribu bahkan jutaan bibit tanaman telah dia tangkarkan bahkan dia lupa nama tanaman yang dia tangkarkan baru ingat ketika saya katakan ini pohon Johar. Ya mas... saya jadi ingat tanaman ini namanya Johar ketika saya di Serpong saya pungut biji-biji ini dan saya tangkarkan sekarang. Beberapa tanaman langka yang sangat disukai burung yang berhasil ditangkarkan antara lain Pude (Pule-Jawa) yang sekarang ini sangat jarang dijumpai.Bank pohon merupakan alternatif jawaban di masa mendatang, siapapun bisa mendapatkannya disini untuk mereka tanam di pekarangannya atau untuk gerakan penanaman pohon. Dipilihnya jenis tanaman yang yang berpeluang mendatangkan burung diyakini akan bisa mengembalikan fungsi keaneka ragaman hayati.

Laboratorium Berkelanjutan

Saya dan Pak Nasthain dibawa ke tiga tempat sebagai kawasan pendidikan lingkungan pertama di situs rawa seluas 58 hektar yang dihuni ribuan burung-burung pelikan migrasi dari Australia dan ribuan itik terbang (awiwi-istilah lokal) setiap jam 11 siang) dikawasan ini dirancang sebagai taman wisata hayati. Kedua di salah satu desa disepanjang aliran anak sungai jene berang.yang telah disiapkan infrastrukturnya untuk pendidikan lingkungan untuk pusat uji kualitas air, rekayasa kompos dan lokasi ketiga dikampung yang penuh dengan tanaman bambu, kampung ini sebenarnya sebuah pulau di tengah sungai Jeneberang.

Ditempat ini merupakan pusat penangkaran ratusan ribu bibit pohon dengan model kemitraan dengan masyarakat. Ditempat ini pula sedang dipersiapkan Sekolah Pembangunan Berkelanjutan dengan konsep tanpa biaya karena prosuk yang aka dihasilkan dari murid-murid ini dirancang untuk bisa menghasilkan profit yang selanjutnya bisa membiayai operasional sekolah.Semua apa yang dilakukan oleh Pak Hasan adalah bagian dari upaya melestarikan sumber-sumber air dengan menjaga hutan dan tanman-tanaman pelindung tetap berfungsi sebagai penimpan air yang pada akhirnya krisis sumber air baku bisa dihindari, tentunya upa tersebut tidak akan berarti apaila tidak di dukung oleh semua pihak khususnya generasi pasca beliau.

Kerjasama dengan Universitas Hassanudin

Upaya ini merupakan langkah strategis dalam menjaga keberlanjutan, dikawasan yang dia persiapkan dirancang sebagai laboratorium FT Unhas dan siapapun yang ingin belajar mengenai pembangunan berkelanjutan termasuk untuk kegiatan riset. Menurut Pak Hasan upaya yang tidak kalah pentingnya adalah mempersiapkan masyarakat khususnya para petani ke dalam rancangan pertanian dan kawasan berkelanjutan.

Pak Hasan dan DPRD

Sepantasnya kita belajar kepada Pak Hasan, melalui berbagai upaya pada akhirnya di Gowa telah terbentuk Forum DPRD Peduli Lingkungan dan telah melaksanakan kegiatan diskusi sebanyak enam kali membahas isu-isu mengenai lingkungan. Ini merupakan terobosan yang sangat bagus dimana daerah-daerah lain mengangkat isu sulitnya mendorong peran serta DPRD pada kegiatan AMPL. Justru di sini DPRD telah menjadi sebuah kekuatan terhadap keberlanjutan pembangunan. Forum DPRD untuk AMPL, peluangnya sangat besar, forum DPRD peduli lingkungan bisa menjadi entry point terbentuknya forum DPRD untuk AMPL berkelanjutan atau boleh jadi apapun nama forum tersebut yang penting dalam mainstream pembangunan berkelanjutan termasuk di dalamnya AMPL.

Faktor kunci sukses Pak Hasan dalam mendorong peran DPRD adalah keberhasilan dalam membangun komunikasi personal, kemampuan menjelaskan betapa pentingnya keberlanjutan sumber daya lingkungan kabupaten Gowa sebagai penyangga daerah lain dan untuk itu upaya tersebut harus dimulai sekarang. Yang penting lagi Pak Hasan meyakinkan isu lingkungan termasuk AMPL sebenarnya bisa menjadi salah satu entry point bagi DPRD dalam menunjukkan perannya dalam pembangunan yang berujung masyarakat tetap percaya dan memberikan dukungan kepadanya.

Program AMPL di Gowa Sampai Saat Ini

Serangkaian kegiatan sejak Pak Hasan masih aktif menjabat sebagai Kepala Bidang Fispra Bappeda sampai saat ini dibawah koordinasi Bapak Muchlis pejabat pengantinya telah berhasil disusun draft Rencana Strategis AMPL. Dari hasil lokakarya penajaman draft renstra ini telah menghasilkan masukan-masukan untuk penyempurnaannya. Satu pertanyaan yang saya kemukakan menurut bapak yakinkah Renstra AMPL yang sedang kita bahas dapat dioperasionalisasikan? Menurutnya saya yakin bisa, sebenarnya mas..., kuncinya ya di Bappeda karena disitulah pintu dari perencanaan. Bappeda bisa memastikan bahwa AMPL berkelanjutan melalui operasionalisasi renstra AMPL. Fisik sarana termasuk sektor sanitasi pada akhirnya juga di review oleh Bappeda.(Subari, Fasilitator WASPOLA)

Post Date : 02 Agustus 2007