Cegah Banjir dengan "Memanen" Air Hujan

Sumber:Kompas - 05 Desember 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
“Rain Water Harvesting” (RWH) adalah proses menampung air hujan untuk digunakan kembali dalam berbagai kepentingan, seperti untuk irigasi, mencuci, atau bisa juga untuk diminum (setelah melalui proses standar untuk air minum).
 
Tujuan penerapan RWH di antaranya menghemat penggunaan air, konservasi lingkungan, hingga mengatasi banjir. Ya, mengatasi banjir!
 
Negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara notebene memiliki tingkat curah hujan tinggi disertai perkembangan populasi penduduk yang besar. Hal ini membuat ba¬nyak daerah di sana rentan banjir.
 
Permasalahan inilah yang dilihat Profesor Mooyoung Han dari Seoul National University untuk melakukan riset Konsep RWH terintegrasi. Hasil risetnya kemudian diimplementasikan oleh pemerintah kota Seoul sebagai salah satu cara mengatasi banjir.
 
Berdasarkan informasi dari badan prakiraan cuaca, bila akan terjadi curah hujan tinggi, Pemerintah Seoul menginformasikan hal ini ke masing-masing kantor distrik. Sistem informasi berantai ini berlanjut ke gedung-gedung atau bangunan milik pemerintah ataupun swasta.
 
Informasi ini sekaligus sebagai instruksi pada pemilik gedung untuk mengosongkan tangki RWH sehingga bisa digunakan untuk menampung air hujan. Dengan cara ini, jumlah air yang mengalir di sistem perpipaan kota tidak akan melebihi batasnya dan tidak akan menggenang di jalanan.
 
Konsep RWH terintegrasi ini memang harus didahului dengan implementasi peraturan adanya sistem RWH di setiap gedung. Pemerintah kota Seoul sendiri mengeluarkan program ini pada tahun 2004. Penerapannya pun tegas dan terarah.
 
Buktinya, saat ini Seoul sudah memiliki Star City, kompleks tempat tinggal dengan lebih dari 1.300 apartemen yang memiliki sistem RWH terintegrasi. Konsep yang digunakan di Star City adalah RSD, ”Rainfall–Storage–Discharge”.
 
Ketika hujan turun, air hujan disimpan dahulu. Setelah curah hujan menurun, air hujan yang ditampung itu dibuang (atau digunakan). Dengan cara ini, volume air hujan yang membebani saluran air perkotaan tidak melebihi kapasitasnya.
 
Sistem RWH terintegrasi ini tentu saja bisa menjadi salah satu solusi mengatasi banjir di Indonesia, terutama di daerah yang memiliki saluran air, tetapi memiliki kapasitas terbatas.
 
Untuk perumahan, RWH juga tidak sulit diterapkan karena tidak memerlukan sistem perpipaan yang rumit. Volume tangki juga bisa disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Marlistya Citraningrum


Post Date : 05 Desember 2012