Cegah Muntaber, Jamban dan MCK Dibangun

Sumber:Suara Pembaruan - 28 Maret 2006
Kategori:Sanitasi
TANGERANG - Pemerintah Kabupaten Tangerang membangun sejumlah sarana kesehatan dan kebersihan di Kecamatan Sepatan, Pakuhaji, dan Mauk. Saran itu berupa 74 sumur gali, 65 jamban, 13 unit fasilitas mandi, cuci, dan kakus (MCK) dan 1.815 meter saluran pembuangannya, yang menghabiskan dana sekitar Rp 900 juta, yang berasal dari APBD Provinsi Banten.

Pembangunan sarana penyehatan lingkungan itu, guna mencegah terulangnya kejadian luar biasa (KLB) muntaber yang menewaskan 19 warga, seperti yang terjadi pada Mei-Juni tahun 2005 lalu. Wabah terjadi karena pola hidup masyarakat yang mengenyampingkan hidup bersih dan sehat. Sebanyak 1.351 orang menderita muntaber, saat itu.

Di antaranya, di Sepatan terdapat 658 penderita diare dan 13 meninggal. Di Mauk terdapat 443 orang penderita dan enam orang meninggal, sedangkan di Pakuhaji terdapat 250 penderita muntaber.

Pemkab mulai tahun ini juga akan menata lingkungan wilayah itu dengan membangun fasilitas penyehatan lingkungan. Untuk membangun semua fasilitas itu, pemerintah mengeluarkan biaya Rp 6 miliar lebih, masing-masing Rp 4,5 miliar bantuan provinsi dan Rp 1,5 miliar diambil dari APBD 2006.

"Pembangunannya dilakukan bertahap dan diharapkan tahun 2008 wilayah Pantura bebas dari masalah lingkungan tersebut," kata Dodi Hermiyono, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tangerang kepada wartawan Senin (27/3).

Kemiskinan

Lebih lanjut Dodi mengatakan, pihaknya kesulitan mengatasi permasalahan masyarakat untuk penataan lingkungan karena semuanya bersumber dari kemiskinan yang melanda masyarakat Pantura. Kemiskinan, kata dia, meliputi tingkat ekonomi rendah, pendidikan masyarakat yang minim, kurangnya kesadaran pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan sarana serta prasarana yang tidak memadai.

Dodi juga mengakui, sejumlah sarana sanitasi lingkungan yang dibangun Pemkab Tangerang di tiga kecamatan itu, tidak menjamin dapat mencegah berjangkitnya kembali muntaber, jika instansi terkait tidak serius menangani penyakit tersebut.

"Karenanya, dalam penanganannya dilakukan lintas sektor, bukan instansi kami saja. Selain itu, sarana sanitasi yang sudah dibangun bukan jaminan apabila kebiasaan buruk warga tak berubah," katanya.

Contoh kebiasaan dimaksud antara lain buang air sembarangan, kurang memperhatikan perawatan kebersihan lingkungan, dan lainnya. (132)

Post Date : 28 Maret 2006