Dalam Satu Pekan, Dua Anak Balita Meninggal

Sumber:Kompas - 16 Desember 2006
Kategori:Sanitasi
Serang, Kompas - Dalam satu pekan terakhir, dua anak berusia di bawah lima tahun atau balita di Desa Kepuren, Kecamatan Walantaka, Kabupaten Serang, Banten, meninggal dunia terkena penyakit diare.

Penyakit diare juga menyerang 79 warga Desa Kepuren lain sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten Serang menetapkan sebagai kondisi luar biasa.

Berdasarkan data yang terpampang di Kantor Desa Kepuren, Jumat (15/12), dua anak balita, yakni Dea (1) dan Lia (3), meninggal dunia setelah mengalami dehidrasi akibat terkena penyakit diare. Kedua anak balita itu meninggal pada 12 Desember lalu.

Menurut keterangan Kepala Puskesmas Walantaka, Yetty Fariati, mereka meninggal beberapa saat setelah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Serang. "Pagi dirujuk ke rumah sakit, sore harinya langsung meninggal dunia," katanya.

Penyakit diare juga menyerang 79 warga lain di desa tersebut. Sebanyak 74 penderita diare dirawat jalan di Posko Kesehatan yang dibuka di kantor desa setempat, sedangkan lima warga lain dirawat di RSUD Serang.

Yetty menjelaskan, diare mulai menyerang warga Kepuren pada 8 Desember lalu. Lima hari kemudian, yakni pada 13 November, warga yang mengalami diare bertambah banyak, mencapai 63 orang.

Umumnya, diare menyerang anak-anak berusia di bawah 10 tahun. Hanya sedikit orang dewasa yang terkena diare, termasuk ayah Dea bernama M Jei yang saat ini dirawat di RSUD Serang.

Wabah diare merebak di Kepuren akibat kondisi lingkungan yang tak sehat. Warga biasa membuang air besar sembarangan di kebun-kebun sekitar rumah mereka. Sekitar 28,59 persen dari 926 keluarga yang ada memiliki jamban di rumahnya. Adapun 661 keluarga tidak memiliki jamban untuk buang air besar.

Sebagian warga mengaku tidak memiliki biaya untuk membuat jamban. Padahal, tidak sedikit bangunan rumah warga yang memenuhi syarat rumah sehat.

"Tidak punya biaya buat selamatan. Kalau bikin lubang tradisinya harus menyembelih kambing. Kami enggak punya uang untuk beli kambingnya," tutur Sarkam (25), salah seorang warga yang anaknya terkena diare.

Kondisi itu diperparah dengan dimulainya musim hujan. "Setelah hujan turun, air yang mengandung kotoran itu merembes ke sumber air yang dikonsumsi warga sehingga wabah diare menyebar," ujar Yetty.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengamatan, Pencegahan, dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Serang, Maria Ismiyati, mengatakan, jumlah penderita diare hingga November 2006 mencapai 42.158 orang. Tiga orang di antaranya meninggal.

"Selama bulan Desember sudah lebih dari 1.000 orang terkena diare dan yang meninggal ada dua orang. Dengan demikian, total warga yang meninggal dunia akibat diare sudah lima orang," ujar Maria. (NTA)



Post Date : 16 Desember 2006