Debit 182 Sumber Air Menurun

Sumber:Koran Sindo - 07 Juni 2012
Kategori:Kekeringan
SLEMAN – Memasuki musim kemarau, debit air di 182 sumber mata air di Sleman mengalami penurunan. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman mengharapkan masyarakat, khususnya petani mengatur pengelolaan air. 
 
Dilihat secara kasat mata, debit air dari 182 sumber yang sudah terdata terlihat mengalami penurunan, terlebih pascaerupsi Merapi. Seperti sumber di Umbulwadon, dalam kondisi normal debit air bisa mencapai 700 m3/detik,namun saat ini hanya 300 m3/detik. ”Saat musim kemarau dari pengamatan di lapangan ketersediaan air di sungai yang berhulu Merapi juga telah mengalami penurunan yang drastis,” kata Kepala Dinas Sumber Daya Alam Air, Energi, dan Mineral (SDAEM) Kabupaten Sleman Widi Sutikno. 
 
Sungai dari hulu Merapi yang dimaksud, yakni Sungai Boyong, Krasak, Kuning, dan Opak. Penurunan air dapat diketahui dari kondisi semua bendung sudah tidak ada air yang limpas. Menurut Widi,vegetasi di lereng Merapi yang terbakar saat terjadi letusan berpengaruh pada fungsi resapan air.Selain itu,dia menilai penurunan air sungai karena air yang lewat sungai saat ini sudah masuk ke saluran irigasi. Ketersediaan air yang kondisinya cenderung stabil adalah Saluran Mataram yang berhulu di Sungai Progo.
 
Dalam catatannya, debit air yang masuk dalam intake sekitar 14 m3/detik, dan sejauh ini masih diandalkan untuk menambah debit- debit sungai yang dilewati oleh Saluran Mataram,mulai dari Kali Mlinting sampai dengan Kali Opak. ”Menyikapi kondisi ketersediaan air yang berkurang ini, masyarakat diharapkan untuk mengatur manajemen penggunaan air,”katanya. 
 
Untuk petani ikan di wilayah Sleman,dengan kondisi ketersediaan air yang berkurang diharapkan untuk melakukan penghematan air.Menurutnya, bila perlu pada saat ini lahan dikeringkan dulu untuk mengantisipasi kegagalan panen. Selain itu, untuk petani yang biasa menanam padi diharapkan mulai beralih pada tanaman jenis palawija. ”Kalau tanaman palawija seperti jagung, kedelai itu pemakaian airnya cenderung lebih sedikit,” ucapnya. 
 
Memasuki musim kemarau tahun ini, Dinas ESDM telah melakukan persiapan dengan memperbaiki 28 mesin pompa sumur dalam di wilayah Sleman Timur yang dioperasionalkan Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) untuk menyuplai air. Selain itu, 29 pompa portabel juga telah disiapkan untuk dapat dipinjam oleh P3A guna memenuhi air pada area yang masih tersedia sumber air. 
 
”Kita juga masih ada 12 pompa portabel yang nantinya bisa mobile,”katanya. Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman Edi Sriharmanto sebelumnya mengatakan, selain meningkatkan produksi padi, masyarakat juga tetap diharapkan dapat melakukan diversifikasi tanaman pangan, seperti jagung, ubi-ubian, kedelai dan kacang-kacangan. ”Dengan diversifikasi, tanaman ini berguna untuk mempertahankan ketahanan pangan dan kondisi kesuburan lahan pertanian,”ucapnya. muji barnugroho


Post Date : 07 Juni 2012