Derita Warga Tepian Kali Cipinang

Sumber:Kompas - 26 November 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
Sambil berulang menggaruk kaki, Mujiono (43) mengantre berobat di Posko Banjir RW 07, Kelurahan Makasar, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Minggu (25/11). Telapak kakinya putih seperti kelamaan terendam air.
 
”Gatal-gatal Dok,” kata Mujiono kepada bidan Sundari dari Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kelurahan Makasar. Sundari memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan kulit Mujiono di bagian kaki.
 
Setelah dipastikan sakit kulit, tenaga medis membekalinya obat gatal. Mujiono pun bergegas pulang untuk membantu warga lain yang sedang bersusah payah menumpuk karung-karung pasir.
 
Korban banjir lain bergantian datang ke pos pengobatan itu. Pasangan suami istri, Sugeng (76)-Paini (56) dari RT 005 RW 007, datang dengan keluhan pusing, lemas, dan sesak napas.
 
”Lemas, pusing, sendi terasa ngilu, dan gatal-gatal juga Bu,” kata Sugeng merinci keluhannya. Paini tak jauh beda. Sepertinya, banjir adalah musuh besar bagi fisik Sugeng di usia yang kian tua.
 
Seperti Mujiono yang harus bergegas mengamankan perabot, Jumat malam pekan lalu, Sugeng juga menaikkan seluruh barang sebisanya ke loteng. Dia tak ingin peristiwa tahun 2007, saat banjir besar datang, kembali ”menelan” seluruh perabotnya hingga rusak.
 
Jika Mujiono mengungsikan kedua anaknya, Inata Resita (16) dan Panji Andika (11), serta Supriyani (42), istrinya, ke rumah ibunya.
 
”Alhamdulillah, banjirnya sudah surut semalam, tetapi beberapa perabot tetap basah,” kata Sugeng.
 
Tanggul jebol
 
Hujan deras membuat Kali Cipinang yang melingkari Kampung Makasar meluap Jumat malam. Debit air melonjak hingga menjebol 20 meter tanggul saluran air yang membelah kampung.
 
”Saluran itu sebenarnya Kali Cipinang lama. Setelah saluran baru terbangun, saluran lama jadi semacam sudetan, rawan banjir saat air meluap,” kata Syukirin (61), Ketua RW 007, Kelurahan Makasar.
 
Sepanjang Jumat malam dan Sabtu, warga kebanjiran. Air menggenangi 780 rumah di Kampung Makasar dengan ketinggian air hingga 130 sentimeter. Sebagian warga pun mengungsi ke tetangga, masjid, dan balai RW.
 
Sabtu malam, banjir surut. Namun, arus rupanya telah menggerus fondasi tanggul saluran di beberapa titik. Minggu dini hari, dua tanggul menyusul jebol. Total ada tiga titik tanggul dengan panjang sekitar 70 meter yang jebol di Kampung Makasar.
 
Menurut Wakil Camat Makasar Dian Purwanto, ada lima titik tanggul yang jebol di Kecamatan Makasar. Selain tiga titik di RW 007, banjir juga menjebol satu titik tanggul di RW 005 Kelurahan Makasar dan satu titik lain di Kelurahan Halim Perdanakusuma. Dengan kondisi itu, banjir bisa sewaktu-waktu menerkam rumah-rumah di kanan kiri saluran.
 
Perbaikan tak bisa segera, tetapi hujan masih turun di hulu. Minggu pagi, warga bergotong royong menumpuk karung pasir untuk membentengi rumah mereka.
 
Warga memanfaatkan sumbangan, antara lain dari kantong pribadi Gubernur Joko Widodo, untuk membeli karung dan pasir. Sebanyak 600 karung dan sekitar 36 meter kubik pasir disiapkan untuk menutup celah saluran. Namun, jumlahnya dinilai belum cukup.
 
Kepala Seksi Pekerjaan Umum Air Kecamatan Makasar Zulkarnaen mengatakan, perbaikan permanen belum bisa dikerjakan karena hujan masih turun dengan potensi banjir susulan.
 
Rupanya, derita warga belum segera berakhir. Banjir masih mengintai warga Kampung Makasar. (MKN)


Post Date : 26 November 2012