DI KOTA MAGELANG; Volume Pembuangan Sampah Meningkat

Sumber:Kedaulatan Rakyat - 15 Februari 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
MAGELANG (KR) - Sampah memang akan menjadi sosok yang menakutkan jika tidak dikelola dengan baik. Untuk melakukan pengelolaan sampah agar menjadi sesuatu yang bisa bermanfaat, membutuhkan kesadaran semua pihak, baik kebijakan pemerintah daerah yang lebih peduli terhadap sampah maupun kesadaran dari masyarakatnya.

Jika kesadaran masyarakat terhadap sampah sangat minim, maka sampah akan selalu menimbulkan permasalahan baru. Setidaknya di Kota Magelang ini volume pembuangan sampah perharinya terus mengalami kenaikan sejalan dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan hidup yang otomatis juga semakin tinggi, jelas Kepala Dinas Pengendalian Lingkungan Hidup (DPLH), Ir Sudijono MM kepada KR, di ruang kerjanya, Selasa (14/2).

Saat ini, jelas Sudijono, volume pembuangan sampah yang mampu terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) di Kota Magelang telah mencapai 300 meter kubik lebih perhari. Sedangkan jumlah sampah yang tidak bisa terangkut ke TPA besarnya mencapai 10 persen dari volume pembuangan sampah.

Dengan jumlah sampah sebanyak itu, tentunya akan semakin mengikis ketersediaan lahan di TPA. Bukan tidak mungkin 3-4 tahun lagi ketersediaan lahan untuk sampah di TPA akan penuh sehingga harus dilakukan pengerukan tumpukan sampah agar TPA tetap bisa digunakan lagi.

Yang menjadi masalah, tandas Sudijono, sampai saat ini pemerintah daerah belum menemukan tempat yang sesuai untuk pembuangan hasil pengerukan gunung sampah yang ada di TPA tersebut.

Kami bersama dinas terkait lainnya baru mencari-cari lahan yang tepat untuk pembuangan hasil kerukan gunung sampah yang ada. Bukan hal yang mudah untuk mencarinya, karena diperlukan pemikiran matang untuk itu, ujarnya.

Menurutnya, ada hal yang jauh lebih penting untuk mengatasi permasalahan sampah ini. Cara yang paling baik adalah menumbuhkan semangat kepada masyarakat agar bersedia memproduksi sampah atau mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat kembali, contohnya merubah sampah menjadi pupuk buatan seperti kompos.

Jika kesadaran masyarakat untuk mendaur ulang sampah bisa terwujud, maka pemerintah akan membantu mempromosikan hasil daur ulang tersebut. Tetapi kesadaran masyarakat untuk mendaur ulang sampah masih sangat rendah, sehingga sampah tetap menjadi sesuatu yang tidak berguna. Kami sangat berharap, ke depan nanti masyarakat bisa mulai memiliki pemikiran untuk memproduksi sampah, sehingga sampah bukan lagi menjadi sesuatu yang dihindari tetapi bisa menjadi sesuatu yang dicari, tandasnya. (*-9)-s

Post Date : 15 Februari 2006