Di Nusa Tenggara Barat, Selama Desember Empat Meninggal akibat Diare

Sumber:Kompas - 21 Desember 2004
Kategori:Sanitasi
Mataram, Kompas - Dari 341 kasus diare di Nusa Tenggara Barat, sebanyak empat orang di antaranya meninggal. Rinciannya, tiga orang di Lombok Timur, dan satu orang di Kabupaten Sumbawa, Pulau Sumbawa.

Desa Sukaraja, Kecamatan Keruak, Lombok Timur, dan Desa Empang, Kabupaten Sumbawa, dinyatakan sebagai kasus luar biasa (KLB) karena terjadinya lonjakan kasus penyakit diare.

Menurut dr Thamrin Hidjaz, Kepala Seksi KLB Pemberantasan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (20/12) di Mataram, selama periode 1-16 Desember 2004 terjadi 104 kasus yang ditangani sejumlah puskesmas di Lombok Timur, seperti di Desa Keruak dan Desa Sukaraja.

Kemudian terjadi 207 kasus yang penderitanya dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) Selong, ibu kota Lombok Timur.

Dari jumlah itu, seorang bayi usia delapan bulan dan lelaki usia 60 tahun meninggal di RSU Selong, dan seorang bayi berusia 12 bulan meninggal di Desa Sukaraja. Sedangkan di Kabupaten Sumbawa terjadi 17 kasus, merenggut satu korban jiwa-seorang lelaki berusia 35 tahun-warga transmigran Rode, Kecamatan Empang.

Para korban meninggal terlambat mendapat pelayanan karena sarana dan prasarana layanan kesehatan relatif jauh dari lokasi tempat tinggal. Hasil pemeriksaan Laboratorium Kesehatan menyebutkan, penyebab kematian adalah bakteri E.Colli. Hal ini berkaitan dengan perilaku kesehatan tiap individu dan buruknya sanitasi dan lingkungan tempat tinggal penduduk.

Menurut pemantauan di lokasi kejadian, desa-desa di Lombok Timur bagian selatan termasuk daerah kritis air, terlebih di musim kemarau. Saat itulah masyarakat membuang hajat di sembarang tempat. Ketika musim hujan seperti saat ini, kotoran manusia dan binatang itu mencemari sumber air, seperti sumur dan sungai, yang biasa digunakan penduduk untuk kegiatan mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Sementara menjawab adanya inisiatif sejumlah instansi dan swasta yang memberikan bantuan distribusi air yang bersumber dari air sungai untuk desa yang warganya terkena serangan diare di Lombok Timur, setelah kejadian, Thamrin enggan menjawab karena sedang berupaya mengonfirmasi kebenaran informasi itu.

Thamrin juga enggan menjawab perihal dana yang jumlahnya triliunan rupiah yang digunakan untuk perbaikan sanitasi dan lingkungan di NTB. "Itu bukan wewenang saya untuk menjawabnya karena ada bidang lain yang menanganinya," ucapnya.

Untuk mencegah meluasnya kasus diare, jajaran Dinas Kesehatan NTB dan dinas kesehatan kabupaten/kota melakukan pengobatan dan penyuluhan kepada masyarakat, termasuk pada daerah yang munculnya kasus diare. (RUL)

Post Date : 21 Desember 2004