Diare Kembali Mewabah

Sumber:Kompas - 14 September 2006
Kategori:Sanitasi
Indralaya, Kompas - Penyakit diare mewabah di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dengan 2.646 kasus selama Juli-Agustus. Penyakit itu berkembang, terutama setelah warga terpaksa meminum air yang kurang bersih akibat kekurangan air pada musim kemarau yang cukup panjang ini.

Berdasarkan pemantauan, di Desa Pelabuhan Dalam, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, warga di kawasan itu terpaksa mengonsumsi air sungai yang kurang bersih sejak Mei lalu. Mereka mengandalkan air dari Sungai Pemulutan, yang merupakan anak Sungai Ogan, untuk memenuhi semua kebutuhan sehari-hari, seperti minum, mencuci, dan membuang hajat.

Kualitas air Sungai Pemulutan semakin menurun pada musim kemarau ini, antara lain terlihat dari warnanya yang hijau kekuningan, berbau, dan terasa masam. Air itu surut pada pagi hari, kemudian bertambah lagi saat pasang pada sore hari. Warga mengonsumsi air yang kotor itu karena tidak memiliki modal untuk membeli air isi ulang yang banyak dijajakan di jalan-jalan.

Warga mengaku memasak dan meminum air itu setelah terlebih dahulu mengendapkannya selama sekitar dua hari dalam bak yang ditaburi kaporit. Namun, sebagian dari mereka masih terserang diare. Mulyadi (23), warga Desa Pelabuhan Dalam, terserang diare dan sempat dirawat empat hari di Rumah Sakit Umum Mohammad Hoesin, Palembang. Adiknya, Asan (5), kini masih terbaring di rumah karena sakit yang sama.

"Saya baru saja pulang dari rumah sakit karena muntah dan buang air besar lebih dari 10 kali sehari. Badan ini rasanya lemes. Keluarga kami meminum air sungai ini," kata Mulyadi.

Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir, kasus diare yang tercatat di sembilan dari total 10 puskesmas di kabupaten itu selama Juli mencapai 1.300 kasus. Pada bulan Agustus, kasus diare yang tercatat di delapan puskesmas meningkat menjadi 1.346 kasus. Total kasus diare selama Juli-Agustus mencapai 2.646 kasus. Jumlah kasus itu melonjak dibandingkan bulan- bulan sebelumnya yang hanya ditemukan 20-30 kasus per bulan.

Kasus terbanyak selama dua bulan itu terdapat di Tanjung Raja dengan 570 kasus, Pemulutan (528 kasus), Kandis (413 kasus), Simpang Timbangan (325 kasus), dan Tanjung Batu (237 kasus). Warga yang terserang diare umumnya tinggal di tepi sungai. Sebagian besar penderita adalah anak-anak, terutama usia 1-5 tahun.

Kepala Dinas Kesehatan Ogan Ilir Izwar Arfanni dan Kepala Seksi Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Herman Yasin mengakui, diare mewabah di kabupaten itu pada musim kemarau karena warga mengonsumsi air yang kurang bersih. Dinas berusaha menanggulangi wabah itu dengan mengirimkan oralit ke 10 puskesmas, menggelar penyuluhan, dan menyiagakan bidan desa dan petugas puskesmas. Puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap diminta untuk buka 24 jam.

"Memang ada peningkatan kasus diare selama kemarau ini. Jauh lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Tetapi, kami terus bekerja untuk menurunkan kasus diare agar tidak berkembang lagi," kata Izwar Arfanni.

Air bersih

Akan tetapi, selama warga masih mengonsumsi air yang kotor akibat kekurangan air bersih, menurut Izwar, penyakit diare masih menjadi ancaman serius warga Ogan Ilir. Menurut data Dinas Kesehatan Ogan Ilir, kasus diare yang ditangani Puskesmas Talang Pangeran, misalnya, sebanyak 79 kasus selama Juli dan 83 kasus selama Agustus. Selama 12 hari September ini masih ditemukan lagi 72 kasus, meskipun Dinas Kesehatan terus berupaya menanggulanginya.

Herman Yasin mengungkapkan, Dinas Kesehatan terus memberikan penyuluhan pada masyarakat agar mereka menghindari meminum air yang kotor atau keruh. Jika terpaksa menggunakan air sungai atau rawa, air itu harus disaring dan diendapkan selama beberapa hari dengan ditaburi kaporit sehingga benar- benar bersih. Warga yang memiliki modal dapat membeli air isi ulang yang terjamin kualitas dan higienitasnya.

"Penyakit diare sering menjangkiti warga yang tinggal di dekat sungai pada musim kemarau. Itu juga terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Karena itu, kami sudah waspada sejak masuk musim kering ini," katanya. (iam)

Post Date : 14 September 2006