Diare Renggut 8 Jiwa

Sumber:Kompas - 27 Oktober 2012
Kategori:Sanitasi
PALEMBANG, KOMPAS - Sebanyak delapan orang meninggal dan sekitar 100 warga dirawat di rumah sakit karena diare yang menjangkiti dua desa di Provinsi Sumatera Selatan dalam sepekan terakhir. Sumber penyakit diduga dari air sungai yang dikonsumsi warga setempat.
 
Hingga Jumat (26/10), Dinas Kesehatan Sumatera Selatan masih meneliti mikroorganisme penyebab penyakit tersebut.
 
Penyakit yang disertai gejala muntah dan buang air besar (muntaber) ini menjangkiti warga di Desa Kandis, Kabupaten Ogan Ilir, sejak Minggu (21/10). Empat hari kemudian, kejadian serupa melanda Desa Rantau Bayur, Kabupaten Banyuasin. Dua desa ini terpisah jarak sekitar 100 kilometer. Namun, keduanya dialiri sungai yang merupakan sumber air minum warga.
 
Di Kandis, korban meninggal akibat muntaber mencapai lima orang, terdiri dari penderita berusia lebih dari 50 tahun dan anak-anak. Adapun warga yang dirawat di rumah sakit berjumlah 34 orang.
 
Di Rantau Bayur, korban meninggal sebanyak tiga orang yang terdiri atas anak-anak berusia 6-10 tahun. Sebanyak 65 orang dirawat di rumah sakit dan 35 orang lainnya dirawat di posko kesehatan darurat.
 
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sumatera Selatan, muntaber di kedua desa tersebut telah dapat digolongkan sebagai kejadian luar biasa. Sebab, tingkat kematian sudah dua kali lipat lebih banyak daripada kondisi normal dan serangan terjadi dalam waktu relatif singkat.
 
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Selatan Matdani Nurcik mengatakan, dugaan sementara, muntaber bersumber dari air yang dikonsumsi warga yang terkontaminasi mikroorganisme tertentu. Dugaan ini muncul karena sebagian besar warga di desa itu mengonsumsi air sungai yang juga digunakan untuk mandi, cuci, dan kakus.
 
Belum dapat dipastikan, apakah muntaber di kedua desa tersebut berhubungan. Desa Rantau Bayur terletak di pinggiran Sungai Musi. Sebanyak 90 persen dari 654 keluarga di desa tersebut mengonsumsi air sungai itu.
 
Di Desa Kandis, warga mengonsumsi air Sungai Ogan yang juga digunakan untuk mandi, cuci, dan kakus. Air sungai tersebut pernah menyusut karena kemarau. (IRE)


Post Date : 27 Oktober 2012