DKI Fokus Singkirkan Sampah

Sumber:Kompas - 29 Januari 2013
Kategori:Sampah Jakarta

Jakarta, Kompas - Pascabanjir, sampah menjadi ancaman. Kini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan fokus menangani sampah tersebut. Sampah menjadi salah satu pemicu penyumbatan dan pendangkalan kanal ataupun kali. Timbunan sampah ini perlu segera disingkirkan sebab hujan diperkirakan masih mengguyur sampai Februari.

”Kami tidak bisa sendirian mengatasi sampah. Perlu partisipasi warga menjaga lingkungan, membuang sampah di tempat dan waktu yang tepat. Langkah sederhana itu sangat penting artinya. Kami juga ingin menggerakkan semua aparat di tingkat kelurahan,” tutur Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Unu Nurdin, Senin (28/1), di Jakarta.

Berdasarkan catatan Dinas Kebersihan DKI, volume sampah banjir 19-26 Januari lalu mencapai 8.609,38 ton. Sampai kemarin, petugas terus bekerja keras menyingkirkan sampah di sudut kota dan permukiman warga.

”Pembersihan tak bisa sekaligus selesai, perlu waktu dan kerja sama semua pihak,” kata Unu.

Sejauh ini, penyingkiran sampah di permukiman mengandalkan tempat pembuangan sementara (TPS) yang ada di tingkat kelurahan. Namun, di banyak kelurahan, terutama yang padat penduduk, kekurangan TPS dan volume sampah melebihi kapasitas TPS yang ada.

”Perlu lebih dari satu TPS untuk menampung sampah di wilayah padat penduduk di Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan,” kata Unu.

Armada pengangkut sampah yang berjumlah 523 truk juga belum memadai. Sebab, sebagian besar truk sudah berumur lebih dari sepuluh tahun.

”Perlu peremajaan total truk pengangkut sampah karena sebagian sudah bermasalah termakan usia,” katanya.

Unu juga meminta warga Jakarta tak buru-buru menghakimi. Pasalnya, volume sampah pascabanjir terlalu banyak sehingga perlu penanganan serius, sementara sarana yang tersedia tidak mendukung.

”Mohon tidak menghakimi petugas Dinas Kebersihan. Kami terus bekerja. Lebih baik bersama-sama mengatasi sampah,” ujarnya.

Selain di jalan-jalan utama dan permukiman, sampah juga menumpuk di kali dan kanal Jakarta. Akibatnya, sampah yang menyumbat kali dan kanal itu menghambat aliran air.

Pekan lalu, volume sampah di 10 kali dan kanal itu mencapai 1.420 meter kubik per hari. Sampah tersebar di Pintu Air Manggarai, Kali Sentiong, Kali Sunter, Kali Tubagus Angke, Kali Baru Timur, Kali Mookervart, Cengkareng Drain dan Pesing, Kali Sodetan Sekretaris, Kanal Barat di Seasons City, dan Kali Baru Barat.

”Pembersihan terus kami lakukan. Paling tidak 70 persen jalur air sudah bersih dari sampah,” kata Maryana, Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana Prasarana Konservasi Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI.

Menyumbat

Di Jakarta Utara, sampah menumpuk di Waduk Pluit sejak Kamis pekan lalu. Petugas mengangkat sekitar 250 meter kubik sampah atau 20 truk setiap hari. Selain menghambat aliran, sampah ini juga menyumbat pelimpas hingga tak berfungsi.

Koordinator pengerukan sampah dan endapan di Waduk Pluit, Heryanto, menyebutkan, sampah itu berasal dari permukiman dan wilayah-wilayah yang tergenang banjir selain dari kali dan saluran-saluran yang mengalir.

Dari 13 pelimpas di pintu Waduk Pluit, lanjut Heryanto, hanya empat di antaranya yang berfungsi. Padahal, fungsi pelimpas penting untuk membuat air mengalir ke waduk dan tak bisa kembali ke sungai atau saluran.

Dengan lima backhoe, mobil pengeruk, pekerja bekerja ekstrakeras mengeruk dan mengangkutnya ke tempat pembuangan akhir Bantargebang, Bekasi. Sepuluh dump truck setidaknya dua kali mengangkut sampah dalam sehari.

Sampah juga berserak di jalan raya dan permukiman yang tergenang. Namun, jalan-jalan utama di Penjaringan umumnya telah bersih dari sampah serta endapan tanah dan batu.

Dibersihkan

Di kolong jembatan Kalibata, Jakarta Selatan, sejumlah petugas pun sibuk menyingkirkan sampah. Tumpukan sampah itu tertahan di besi-besi jembatan. Diharapkan, sampah ini bisa dibersihkan 1-2 hari ke depan.

Menurut Kepala Seksi Perencanaan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Selatan Deddy Budi Widodo, sampah banjir itu ditangani Dinas Kebersihan. Ada armada truk yang dibagi per wilayah kota untuk mengangkut sampah. Sampah banjir yang terkumpul juga dibuang ke Bantargebang.

Beberapa endapan tanah ataupun sampah di saluran yang dibersihkan, antara lain, di sepanjang aliran Sungai Ciliwung di Tanjung Barat hingga Bukit Duri sebelum Pintu Air Manggarai. Pengerukan endapan juga dilakukan di beberapa titik di Kali Pesanggrahan.

Pemerintah Kota Jakarta Selatan juga menyediakan hotline yang bisa dihubungi warga jika ingin menanyakan ketinggian air di Bendung Katulampa, debit air di Kali Pesanggrahan dan Krukut Hulu. ”Hubungi saja nomor 7220070,” kata Deddy.

Tangerang Selatan


Di Tangerang Selatan, sampah juga mengancam karena penanganannya belum beres. Sampah masih bertebaran di segala penjuru kota.

Warga seenaknya membuang sampah di lahan kosong pinggir jalan, tepi saluran air pembuangan Situ Ciledug, Pamulang, hingga tepi sungai. Contohnya terlihat di tepi Jalan Victor atau Jalan Buaran dan di Jalan Vila Dago Raya.

Tumpukan lain ada di tepi Jalan Pondok Aren, Kelurahan Pondok Aren, di dekat Pasar Ceger. Tumpukan sampah itu membuat warga kesal, tetapi tidak ada upaya untuk menyingkirkannya.

Kendati warga sekitar sudah berusaha menutup dengan membuat pagar, sampah tetap dibuang. Sampah juga dibuang sembarangan di pinggir rel di pelintasan Jalan Raya Jombang, di dekat Stasiun Sudimara.

Meski sudah dipasang papan pengumuman tidak boleh membuang sampah, tumpukan sampah masih terlihat memenuhi lokasi. Di sebuah perumahan di Ciputat, papan bernada kutukan dibuat, ”Yang buang sampah di sini kena musibah”. Namun, itu pun tak membuat warga takut membuang sampah di lahan tersebut.

Bukan hanya sampah, sejumlah saluran air atau got di Tangsel juga dipenuhi tanah dan lumpur. (NEL/MKN/RAY/NDY)



Post Date : 29 Januari 2013