DKI Harus Perbesar Drainase

Sumber:Kompas - 08 Juni 2010
Kategori:Drainase

Jakarta, Kompas - Buruknya kondisi drainase di wilayah DKI Jakarta masih mengancam terjadinya banjir. Eksekutif mendesak Pemerintah Provinsi DKI segera memperbesar kapasitas saluran drainase karena genangan di badan jalan sering terjadi setiap turun hujan deras.

Genangan itu tidak hanya menciptakan kemacetan lalu lintas, tetapi juga merusak badan jalan. Sejumlah drainase di jalan protokol Jakarta sudah berusia tua yang dibangun pada tahun 1960-an. Drainase ini sudah saatnya diperbaiki dan diperbesar kapasitasnya.

Penambahan kapasitas drainase seharusnya berbanding lurus dengan penambahan lebar jalan. Namun, di Jakarta, penambahan lebar jalan tidak selalu diikuti dengan penambahan besar saluran air.

”Pemprov DKI tidak boleh lagi membiarkan adanya genangan dengan alasan kapasitas saluran tidak memadai untuk menampung air dari hujan deras. Jika kapasitas saluran drainase tidak memadai, perbesar saluran itu. Jangan sampai warga terus dirugikan karena genangan air,” kata anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, M Sanusi, Senin (7/6) di Jakarta Pusat.

Menurut dia, pengaruh perubahan iklim global membuat hujan deras sering turun sehingga harus segera diantisipasi dengan berbagai cara. Pemprov DKI harus mempunyai rencana jangka pendek untuk mengatasi genangan karena masyarakat sudah jengkel.

Pengamatan Kompas, hujan deras, Senin, menyebabkan genangan di berbagai lokasi dengan ketinggian bervariasi 15 sentimeter-25 sentimeter. Genangan antara lain terjadi di depan Universitas Tarumanegara, depan bekas kantor Wali Kota Jakarta Barat, depan Menara Peninsula (Jalan S Parman), depan Sarinah, depan Plaza Semanggi, dan Jalan Sultan Iskandar Muda.

Traffic Management Center Polda Metro Jaya mencatat, genangan juga terjadi di Jalan Meruya depan Universitas Indonusa Esa Unggul, Daan Mogot depan Indosiar, dan di depan Palm Court, Jalan Gatot Subroto.

”Sebelum pelebaran saluran drainase selesai, Pemprov DKI harus menyediakan banyak pompa air yang dapat dipindahkan ke lokasi-lokasi yang sering tergenang. Genangan selalu terjadi di kawasan tertentu sehingga mudah dideteksi. Kondisi ini membuat penempatan pompa mudah diatur,” kata Sanusi.

Sebelumnya, pada Sabtu, genangan karena hujan deras di berbagai lokasi juga membuat sebagian besar wilayah selatan Jakarta macet parah.

Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas DKI Tarjuki mengatakan, tahun ini, pihaknya mengalokasikan Rp 30 miliar untuk memperbaiki, menambah, dan memperbesar saluran drainase di 33 lokasi. Salah satu lokasi yang akan mendapat prioritas perbaikan saluran adalah di Jalan MH Thamrin sampai Jalan Sudirman.

Selain itu, dinas pekerjaan umum juga akan memperbaiki mulut air dan tali air. Mulut air adalah tempat masuknya air hujan dari badan jalan ke dalam saluran drainase. Mulut air ini akan dibersihkan dan diperbesar sehingga air cepat masuk ke saluran drainase.

Adapun tali air adalah jalur mengalirnya air di saluran drainase ke kali terdekat. Tali air ini akan diperbaiki dan dibersihkan dari semua penghalang, termasuk fondasi bangunan, agar air cepat mengalir dan tidak sampai menimbulkan genangan.

Penyumbatan

Di Tangerang Selatan (Tangsel), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga Kota Tangerang Selatan Dendi Pryandana memastikan penyebab banjir di Kilometer 3+500 tol Pondok Ranji Bintaro, Tangsel, karena penyumbatan saluran air di sekitar Jalan Lingkar Luar Jakarta. Penyumbatan itu semakin parah dengan adanya curah hujan yang cukup tinggi dan meluapnya Kali Pesanggrahan.

Dendi menolak jika Pemkot Tangsel disalahkan akibat banjir di jalan tol tersebut. ”Pemkot sudah membangun drainase di titik kedua jalan tol itu. Masalahnya, adanya penumpukan sampah dan dahan pohon di saluran air jalan tol,” ujarnya.

Di Jakarta Selatan (Jaksel), Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jaksel Endang Setiawati menyiapkan pompa air di sembilan titik rawan banjir. Sembilan titik itu di antaranya sekitar Perumahan IKPN (Pesangggrahan), Kebon Baru (Tebet), Kemang Timur (Pancoran), dan Kompleks TVRI (Kebayoran Lama).

”Sebagian pompa air yang ada belum bisa langsung beroperasi. Sebagian pompa telah kami perbaiki. Kami juga menyiapkan bahan bakar untuk kebutuhan pompa,” tutur Endang. (ECA/PIN/NDY)



Post Date : 08 Juni 2010