DPRD Minta Saluran Drainase Diperiksa

Sumber:Kompas - 08 April 2009
Kategori:Drainase

Jakarta, Kompas - Seringnya jalan di Jakarta tergenang setelah hujan deras membuat DPRD DKI Jakarta meminta Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta memeriksa ulang semua saluran drainase. Evaluasi terhadap semua saluran drainase diperlukan karena genangan di jalan kerap memicu kemacetan parah pada pagi atau sore hari.

Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ben VB Sitompul, Selasa (7/4) di Jakarta Pusat, mengatakan, kawasan yang relatif tinggi dan ada sungai di dekatnya, seperti kawasan Semanggi Jalan Sudirman, justru sering tergenang saat hujan deras. Kondisi ini mengindikasikan ada kesalahan dalam desain dan kapasitas saluran drainase.

”Perlu evaluasi menyeluruh terhadap semua saluran drainase di Jakarta. Apakah saluran drainase terhubung satu sama lain, sesuai dengan kontur tanah, dan memiliki kapasitas yang memadai? Jika tidak, Pemprov harus segera melakukan perbaikan menyeluruh,” kata Ben.

Buruknya saluran drainase yang ada di Jakarta saat ini, kata Ben, bukan hanya menciptakan genangan, melainkan juga kemacetan, seperti yang terjadi pada Senin lalu, dan berbagai kerugian ekonomi ikutan.

Jan TL Yap dari CK.net, jaringan kerja sama perguruan tinggi di Indonesia untuk bidang air dan lingkungan, mengatakan, genangan dan banjir yang terjadi setiap hujan lebat bisa dikurangi jika air hujan tidak langsung dialirkan di badan air terdekat.

”Selama ini ada yang salah dalam cara mendesain drainase di Jakarta. Semua air yang datang langsung dialirkan ke sungai atau aliran air terdekat. Padahal, kapasitas saluran itu terbatas,” kata Jan.

Untuk mengatasi hal itu, air hujan dialirkan ke ruang terbuka seperti taman, tempat parkir, atau lapangan golf, baru begitu hujan reda dialirkan ke badan air terdekat. ”Toh saat hujan deras tidak ada orang yang bermain di taman,” ujarnya.

Dalam upaya mengurangi genangan, menurut Jan, sebaiknya Pemprov DKI Jakarta memelihara dan memperbaiki saluran yang sudah ada. Langkah itu jauh lebih efektif.

Selain itu, pemeliharaan itu biayanya jauh lebih murah dibandingkan dengan investasi untuk proyek-proyek mencegah banjir. Dengan cara seperti itu, tidak perlu harus menggusur orang untuk proyek pencegahan banjir.

Selain itu, untuk mengurangi kerugian, Jan mengusulkan, pemerintah mengajarkan kepada warga yang tinggal di kawasan langganan banjir. ”Semua proyek pencegahan banjir bertujuan mengurangi kerugian banjir. Warga masyarakat yang tinggal di kawasan banjir bisa diajarkan bagaimana membangun rumah, memelihara rumah, mendesain ruangan, dan sebagainya,” katanya.

Hujan lebat

Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Tarjuki mengatakan, hujan pada Senin termasuk kategori sangat lebat dengan curah hujan rata-rata 53 milimeter di Jakarta Timur dan 40 milimeter di Jakarta Selatan. Dengan curah hujan itu, saluran drainase yang ada tidak dapat menampung semuanya sehingga menimbulkan genangan.

Di sisi lain, masih ada saluran drainase mikro yang mengalami sedimentasi. Suku Dinas Pekerjaan Umum melakukan pengerukan secara rutin setiap tahun, tetapi sedimentasi terus terjadi.

Menurut Tarjuki, evaluasi curah hujan dan kapasitas saluran drainase memang diperlukan karena diperkirakan sudah ada perubahan pola hujan. Hujan sangat lebat, yang biasanya diperkirakan hanya terjadi setiap dua tahun, kini menjadi lebih sering. (ECA/ARN)



Post Date : 08 April 2009