Hujan Deras, Banjir di Mana-mana

Sumber:Koran Tempo - 04 April 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
JAKARTA -- Rojas rugi lebih dari Rp 10 juta. Kios miliknya di lantai dasar pertokoan Pasar Cipulir, Jakarta Selatan, terendam banjir luapan Sungai Pesanggrahan dengan ketinggian lebih dari sepaha orang dewasa.
 
Sejak Senin malam hingga kemarin siang, genangan itu belum juga surut. Stok kaus olahraga yang dijualnya basah semua. “Hari ini sudah pasti tidak jualan. Barang-barang mau dititip ke teman di lantai atas,” kata Rojas, pedagang berusia 30 tahun itu, kemarin.
 
Iwan, 38 tahun, juga nelangsa. Penjual barang kebutuhan dan perlengkapan bayi itu mengaku rugi Rp 5 juta sepanjang hari kemarin. Jumlah itu bisa saja bertambah. "Sengaja tidak buka hari ini, takut banjirnya semakin tinggi. Sekarang saja sudah mendung," kata Iwan sambil memindahkan barang-barangnya.
 
Meski belum mengetahui angka pasti total kerugian para pedagang, Direktur Teknik PD Pasar Jaya, Lutfi Rachman, mengatakan dampak banjir kemarin lebih parah ketimbang banjir besar pada 2007. Indikatornya adalah peninggian tanggul dan penambahan jumlah pompa penyedot banjir yang tak lagi mampu melindungi pusat grosir itu dari luapan air sungai.
 
"Sebelumnya sudah berhasil, tapi yang ini sepertinya lebih parah (luapannya)," kata Lutfi, yang kemarin meninjau pasar tersebut.
 
Bukan cuma di Cipulir, banjir pada waktu bersamaan juga menggenangi dan mengganggu aktivitas warga di sejumlah titik di Ibu Kota dan juga Tangerang. Beberapa bahkan ketinggiannya masih cukup tinggi, 1,5 meter, hingga hujan deras kembali mengguyur kemarin.
 
Ancaman banjir belum akan surut, ditambah dengan ketinggian air di Bendung Katulampa di Bogor kemarin sore yang sempat mencapai status Siaga 3. Ini lebih tinggi ketimbang status Senin malam yang mengirim banjir di Jakarta kemarin.
 
"Daerah hilir diimbau waspada terhadap banjir karena hujan masih terus turun dan membuat debit air Ciliwung naik lagi," ujar Kepala Pelaksana Harian Unit Pelaksana Teknis Pengairan Bendung Katulampa, Andi Sudirman. Menurut dia, kenaikan debit Ciliwung yang terjadi adalah yang tertinggi dalam empat bulan terakhir.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta Arfan Arkili menunjuk fungsi sungai yang tidak lagi maksimal karena adanya penyempitan sebagai penyebab banjir di mana-mana. Tentu saja juga dengan menghitung tingginya curah hujan Senin malam hingga Selasa dinihari.
 
Arfan mengaku tidak menduga curah hujan setinggi itu. “Secara resmi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyebutkan mulai April hingga Mei curah hujan rendah. Kami sudah memulai fase aman, sebenarnya,” kata dia.
 
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, Tarjuki, menyebutkan intensitas curah hujan tadi malam sekitar 100 milimeter per dua jam. Itu, kata Tarjuki, termasuk tinggi.
 
Hujan itu menyebabkan ketinggian muka air Sungai Krukut, yang di antaranya menyebabkan banjir di Kampung Pulo, Pondok Labu, Jakarta Selatan, itu mencapai 190 sentimeter. “Normalnya, (tinggi air) di Sungai Krukut adalah 60 sentimeter,” kata Tarjuki.
 
Di Sungai Pesanggrahan, muka air mencapai 145 sentimeter. Di tempat itu debit melonjak dan airnya meluap karena sungai juga menampung luapan dari Situ Gintung, Ciputat, Tangerang Selatan. Jadilah Pasar Cipulir banjir parah. "Bebannya (Sungai Pesanggrahan) dobel," kata Tarjuki. L DIMAS S | GADI M | SUBKHAN | AMANDRA | AYUCIPTA | ARIHTA | WURAGIL 


Post Date : 04 April 2012