Inspektorat Diminta Periksa Dinas Kebersihan DKI

Sumber:Suara Pembaruan - 11 Februari 2009
Kategori:Sampah Jakarta

[JAKARTA] Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mendesak Inspektorat Pengawas Daerah (sebelumnya Bawasda) memeriksa Dinas Kebersihan untuk mengetahui volume real sampah yang dikirim ke TPA Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.

"Saya harapkan Inspektorat segera turun tangan menangani permasalahan volume sampah yang dikirim ke TPA. Saat ini dewan memiliki banyak tugas mendesak diselesaikan sehingga tidak sempat mengecek ke lapangan," ujar Ketua Komisi D DPRD DKI Sayogo Hendrosubroto saat dihubungi SP di Jakarta, Selasa (10/2).

Politisi dari fraksi PDI-P itu juga meminta Dinas Kebersihan DKI terbuka dalam pengelolaan sampah di DKI. Termasuk, katanya, memberi data akurat kepada publik karena pengelolaan sampah DKI yang mencapai ratusan miliar rupiah setiap tahun merupakan uang rakyat.

Sebelumnya Dinas Kebersihan DKI enggan menunjukkan data pasti volume sampah yang dikirim ke TPA tiap hari. Kepala Dinas Kebersihan DKI Eko Bharuna dan Direktur Sucofindo saling lempar tanggung jawab memberikan data itu.

"Silakan anda minta ke Sucofindo. Mereka yang berhak memberi data jumlah volume sampah itu," kata Eko beberapa waktu lalu. Sedangkan, Immanuel mengaku tidak berhak memberi data itu ke publik. "Kami hanya rekanan Pemprov DKI. Yang berhak memberi data itu Dinas Kebersihan," katanya saat ditemui di kantornya beberapa waktu lalu.

Tanggapan DKI

Dinas Kebersihan DKI Jakarta menanggapi pemberitaan SP yang terbit pada Senin, 9 Februari 2009 berjudul "Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta Tidak Transparan" menyebutkan, berdasarkan studi WJEMP produksi sampah di DKI Jakarta berkisar 6.000 ton per hari.

"Sedangkan, hasil penimbangan di TPA Bantar Gebang rata-rata 3.500-4.000 ton per hari oleh Sucofindo Appraisal. Bahwa yang menjadi dasar pembayaran bagi pihak ke II di TPA Bantar Gebang adalah data hasil timbangan resmi yang ditandatangani petugas PT Sucofindo bukan produksi sampah," ujar eko dalam suratnya.

Dijelaskan, timbangan di TPA yang beberapa kali tidak berfungsi karena aliran listrik mati, namun masih dapat didata secara manual dengan memperhitungkan kapasitas/jenis kendaraan angkutan sampah.

Pernyataan Eko Bharuna dalam tanggapannya itu berbeda dengan yang diungkapkan saat ditemui di kantornya. Sebelumnya Eko menyatakan, data rekapitulasi volume sampah seperti yang diberitakan SP Senin lalu mengada-ada. Dalam berita itu, SP melansir data rekapitulasi sampah DKI berada di kisaran 3.000 hingga 4.000 ton per hari.

"Data itu tidak benar. Itu dibuat-buat orang yang tidak senang dengan saya," kata Eko waktu itu. Sebelum data rekapitulasi eks rekanan PT Sucofindo itu ditunjukkan, Eko tetap menyebutkan, sampah yang dikirim ke TPA rata-rata 6.000 ton per hari. [HTS/Y-4]



Post Date : 11 Februari 2009