Jatim hadapi kemarau

Sumber:Bisnis Indonesia - 14 Agustus 2009
Kategori:Kekeringan

SURABAYA: Pemprov Jatim dan kabupaten/ kota di Jatim terus memasok air bersih bagi warga yang mulai mengalami kekeringan serius, selain menyiapkan 200 ton beras ke tiap daerah guna mengantisipasi kekurangan pangan.

Gubernur Soekarwo menyatakan beberapa daerah sudah mengalami kekurangan air, sehingga pemprov dan pemda mengirimkan air bersih dengan mobil-mobil tanki ke berbagai wilayah desa.

"Instansi di pemprov tidak bisa memasok semua desa, jadi kami akan melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota setempat untuk memilih lokasi yang paling kering," kata Soekarwo usai melakukan pertemuan dengan bupati/walikota se-Jatim, di Gedung Negara Grahadi, Rabu, 12 Agustus, dini hari.

Selain air bersih, Gubernur juga meminta agar kabupaten/ kota mengantisipasi kekurangan pa-ngan akibat kekeringan di daerah masing-masing.

Pemprov Jatim yang sebelumnya membangun stok beras 100 ton di tiap daerah, kini ditingkatkan dua kali lipat atau 100% menjadi 200 ton.

"Ini sebagai upaya ketahanan pangan di daerah. Kalau satu wilayah mengalami kekeringan yang berdampak pada kekurangan pangan, stok itu langsung dicairkan untuk warga," paparnya.

Beberapa daerah di Jatim yang rawan kekeringan diantaranya Tuban, Bojonegoro, Ngawi, Kediri, Trenggalek, Gresik, Lamongan dan Pamekasan.

Gubernur juga mengingatkan agar tiap-tiap daerah melakukan sosialisasi kepada para petani agar menanam tanaman yang tidak banyak menggunakan air.

"Jangan menanam lombok, akan mati," tukasnya.

Dia menjelaskan ada dua penyebab kekeringan di Jatim relatif lebih cepat terjadi, yakni fenomena iklim membawa angin kering El nino dan banyaknya sumber mata air di Sungai Brantas yang tidak mengeluarkan air lagi.

"Kita harus mendorong agar Jasa Tirta I dan Perhutani segera melakukan langkah-langkah rebosiasi di wilayah gundul, sungai tersebut menopang kebutuhan air 14 kota/kabupaten di Jatim," tambah mantan Sekdaprov Jatim itu.

Aman pasca-Lebaran Meski demikian, kendati sudah memasuki paceklik menyusul panen di sejumlah daerah yang tidak merata jadwalnya, bahkan sudah mendekati usai, persediaan beras dipastikan aman hingga pasca-Lebaran mendatang.

Kepala Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik Sub Divisi Regional (Perum Bulog Sub Divre) Malang, Gori Harsowaskito, mengatakan pengadaan telah mencapai 42.500 ton beras.

"Jadi persediaan beras di wilayah Bulog Malang aman hingga delapan bulan ke depan," kata Gori, di Malang kemarin.

Persediaan yang cukup melimpah untuk delapan bulan itu, ujar dia, estimasinya karena per bulan rata-rata Raskin yang tersalur di wilayah Bulog Subdivre Malang hanya 5.000 ton.

Menurut Gori, masyarakat tidak perlu khawatir akan persediaan beras selama Ramadhan maupun Lebaran, karena stok aman dan melimpah, dengan kenaikan harga masih wajar yaitu Rp50 - Rp75 per kg.

"Kenaikan harga ini juga tidak luput dari pantauan Bulog Malang, selain menyalurkan beras Raskin secara rutin dan terus menerus," ujarnya.

Sehingga diharapkan, kata dia melanjutkan, tidak ada masalah terkait kebutuhan beras kendati harganya saat ini sedang mengalami kenaikan.

Apalagi kenaikan arga beras di pasaran jelang ramadhan juga diikuti sejumlah kebutuhan lainnya yakni minyak goreng (migor) curah, gula, dan telur, mengalami fluktuasi harga relatif cepat setiap hari, sehingga harganya sulit diprediksi pedagang. (K21/K25)



Post Date : 14 Agustus 2009