Jepang Perkenalkan Penampung Air Hujan

Sumber:Kompas - 08 November 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency memperkenalkan sistem pengendali banjir kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
 
Sistem pengendali banjir itu menggunakan pengendali air hujan atau Runoff Control Rainwater Storage Infiltration Facility (Rsif). Teknologi itu diperkenalkan dalam proyek percontohan berupa pembangunan satu unit Rsif di halaman kantor Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).
 
Dengan sistem ini, air hujan akan dialirkan ke kolam Rsif melalui saluran air terbuka yang ada di permukaan. Teknologi Rsif dapat dibangun di bawah lapangan, area parkir beraspal, ataupun jalan sehingga dapat diterapkan di daerah perkotaan yang minim ruang terbuka.
 
Chief Advisor Japan International Cooperation Agency (JICA) Tanaka Takaya, Rabu (7/11), mengatakan, Pemerintah Jepang telah menggunakan teknologi Rsif untuk mengatasi kawasan rawan genangan di sejumlah tempat di Jepang.
 
Untuk Jakarta, teknologi ini dapat digunakan untuk mengendalikan limpasan air hujan ke sungai sehingga bisa mengendalikan luapan sungai saat hujan. ”Selain di Jepang, teknologi ini telah dijalankan di India dan China,” kata Tanaka.
 
Ia juga menjelaskan, Rsif memiliki prinsip sama dengan sumur resapan. Namun, teknologi ini menggunakan papan cross-wave dari plastik, sebagai pengganti batu kali, yang berfungsi menjaga kestabilan tanah dan air teresap.
 
Dengan papan cross-wave, daya tampung air di kolam resapan bisa mencapai 90 persen dari kapasitas volume kolam. Batu kali hanya dapat menampung air tidak lebih dari 30 persen.
 
Kepala BBWSCC Imam Santoso mengatakan, dengan teknologi ini kendaraan masih dapat melintas di atasnya. Kapasitas daya topang beban bisa mencapai 45 ton sehingga truk tronton pun dapat melintas di atasnya.
 
Hanya saja, teknologi ini masih terbilang mahal karena material papan cross-wave masih didatangkan dari Jepang. Harga satu meter kubik papan itu Rp 3 juta. Untuk kolam uji coba di halaman kantor BBWSCC, contohnya, dibutuhkan 137 meter kubik papan cross-wave untuk mengisi kolam berukuran 9 x 9 x 1,7 meter kubik. Biaya yang dibutuhkan Rp 410 juta.
 
”Kami berharap jika teknologi ini diterapkan di Jakarta, papan cross-wave itu bisa diproduksi di Jakarta. Dengan demikian, harganya terjangkau,” papar Imam.
 
Imam mengatakan, uji coba teknologi Rsif akan dievaluasi Maret 2013. Selama November hingga Maret, akan dilakukan pengamatan kemampuan teknologi menampung air hujan dan dampaknya.
 
”Kalau memang bagus hasilnya, bisa digunakan di kawasan hulu sungai, seperti Puncak, sehingga pengendalian banjir bisa berjalan simultan di kawasan hilir dan hulu,” katanya.
 
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Fakhrurrazi meyakini, teknologi Rsif memenuhi tuntutan Jakarta yang semakin minim ruang terbuka. Dengan teknologi ini, tidak dibutuhkan lagi ruang terbuka luas untuk dijadikan waduk pengendali banjir. Namun, pihaknya akan melihat dulu hasil evaluasi dari uji coba di BBWSCC.
 
”Kami punya rencana, kalau teknologi itu bagus, akan dibangun di Lapangan Banteng,” katanya. (MDN)


Post Date : 08 November 2012