|
Pandeglang, Kompas - Bencana banjir yang melanda empat kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, hingga hari Rabu (10/3) masih belum mereda. Penyakit demam dan gatal-gatal pun mulai menyerang para korban banjir. Sementara itu, bantuan dari pemerintah setempat belum sampai ke tangan warga. Berdasarkan pemantauan di lokasi banjir, rumah-rumah warga masih terendam banjir dengan ketinggian air sekitar satu hingga 1,5 meter. Jalan yang menghubungkan wilayah Kecamatan Pagelaran dan Patia terputus total karena banjir. Beberapa warga mengaku khawatir bencana banjir masih akan berlanjut. Menurut mereka, banjir kali ini lebih parah daripada banjir di bulan Desember 2003. Jika banjir dua setengah bulan lalu sudah surut dalam dua hari, banjir kali ini masih belum surut hingga menginjak hari ketiga. Kekhawatiran itu cukup beralasan, apalagi sepanjang hari Rabu kemarin hujan masih mengguyur di wilayah itu. Beberapa sekolah terpaksa diliburkan karena ruang kelas juga ikut terendam. Di Desa Cimoyan dan Idaman, daerah yang termasuk paling parah dilanda banjir adalah sekolah yang terpaksa diliburkan. Sekolah yang diliburkan, antara lain SDN Cimoyan I, SDN Cimoyan III, dan SDN Idaman I. Di Kampung Eretan, Desa Surianeun, Kecamatan Patia, warga mendirikan tenda-tenda darurat di pinggir jalan. Di tenda-tenda itu mereka memasak dan menempatkan barang-barang rumah tangga. Air terlihat leluasa menerobos dan memenuhi rumah. Untuk menghindari banjir, beberapa warga duduk di atas langit-langit rumah yang bagian depannya dibuat jendela. (SAM) Post Date : 11 Maret 2004 |