Korban Banjir Terserang Penyakit

Sumber:Media Indonesia - 20 Januari 2005
Kategori:Sanitasi
PALANGKARAYA (Media): Banjir yang merendam sejumlah kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai surut. Namun, korban banjir mulai terjangkit beberapa penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), dan penyakit kulit.

Penyakit ini muncul akibat buruknya sanitasi di daerah banjir, karena terbatasnya persediaan air.

Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Komarrudin mengungkapkan warga korban banjir di sejumlah kabupaten mulai terjangkit penyakit, di antaranya di Barito Utara, Barito Selatan, Murung Raya, Kapuas, dan Kota Palangkaraya.

"Untuk itu kami telah mengirimkan obat-obatan untuk sejumlah kabupaten yang dilanda banjir. Obat-obatan yang telah dikirim di antaranya untuk diare, penyakit kulit," papar Kepala Dinas Kesehatan Kalteng Komaruddin kepada Media, kemarin.

Warga korban banjir di Kabupaten Barito Selatan, kata Komaruddin, sangat membutuhkan obat-obatan tersebut. "Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Barito Selatan memang telah meminta bantuan obat-obatan kepada Dinas Kesehatan Kalteng karena banyak warganya yang terserang penyakit diare akibat banjir," ungkapnya.

Dari sejumlah kabupaten dan kota yang dilanda banjir, Kota Palangkaraya kondisinya makin parah. Sebab, banjir bukan hanya terjadi di daerah bantaran Sungai Kahayan, tetapi sudah meluas ke daerah yang jauh dari sungai.

Menurut Camat Jekan Raya, Kota Palangkaraya Waria Joni Sutrisna, saat ini di Kecamatan Jekan Raya terdapat tiga kelurahan yang hingga saat ini dilanda banjir, yakni Petuk Ketimun, Palangka, dan kelurahan Bukit Tunggal.

"Saat ini masyarakat sangat membutuhkan bantuan sembako. Sebab, mereka tidak bisa melakukan aktivitas akibat tingginya banjir," ujarnya.

Makin meluas

Sementara itu, banjir yang melanda Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, hingga kemarin makin meluas. Genangan air merambah ke dua kecamatan dan sentra pertanian di Pantura Cirebon, yakni Kecamatan Panguragan, dan Susukan. Sebelumnya, banjir hanya melanda di Kecamatan Kapetakan.

Areal pertanian yang terendam air terutama terjadi di tiga kecamatan itu mencapai 1.700 hektare (ha). Usia padi antara satu hingga 30 hari kini sudah dinyatakan puso, terutama jika air dalam tempo tujuh hari tidak surut.

Data di Dinas Pertanian menyebutkan, luas genangan air yang merendam areal pertanian khususnya di Kapetakan tercatat paling luas mencapai 1.484 ha. Kecamatan Panguragan 120 ha, dan Susukan 110 ha.

Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Sumber Daya pada Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Zaenal Abidin menuturkan, genangan air paling parah melanda kecamatan Kapetakan yang dekat sodetan Sungai Kalimalang.

Akibat terjadinya banjir di sentra pertanian Kabupaten Cirebon, terjadi kekhawatiran adanya rawan pangan.

Hujan deras yang disertai angin dan petir mengakibatkan dua orang tewas seketika. Petir itu menyambar tiga siswa dan seorang guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Karitas di Kompleks Biara Santo Yosep Nandan, Sleman, Selasa (18/1) sore sekitar pukul 14.45 WIB.

Peristiwa yang menyedihkan itu terjadi saat para siswa sekolah tersebut mengikuti pelajaran ekstrakurikuler. Tiba-tiba petir menyambar pohon cemara setinggi 25 meter yang berada di halaman sekolah. Saat petir itu menyambar, Frater Sugeng FIC sebagai guru olahraga dan tiga siswa sedang melintas di halaman. Bersamaan dengan ledakan petir menyambar pohon cemara itu, Frater Sugeng dan tiga siswa tersebut langsung tergeletak.

Ketiga korban adalah Susana Novemilia Nuhrin, 15, Efilianwati, 13, dan Maria Oktora Tri Lestari, 14. Dua dari korban itu, Frater Sugeng dan Novemilia Nuhrin, langsung tewas di halaman sekolah itu, sedangkan dua korban lainnya masih sempat mendapat pertolongan dan langsung dilarikan ke RS Panti Rapih Yogyakarta. (SS/SR/AU/N-3)

Post Date : 20 Januari 2005