Korban Tsunami Diimbau Waspadai Penyakit Diare

Sumber:Kompas - 28 April 2005
Kategori:Aceh
Banda Aceh, Kompas - Memasuki masa pergantian musim, para korban tsunami yang tinggal di kamp-kamp pengungsian diimbau mewaspadai serangan penyakit diare, infeksi saluran pernapasan, dan penyakit kulit. Pasalnya, kondisi sanitasi sebagian kamp pengungsian masih buruk, terutama ketersediaan air bersih dan pengelolaan sampah.

Demikian diungkapkan Kepala Subdinas Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Dr Media Yulizar MPH di Banda Aceh, Rabu (27/4).

Menurut catatan Dinas Kesehatan NAD, angka penderita infeksi saluran pernapasan akut mendominasi di antara berbagai jenis penyakit lainnya yang menyerang para korban tsunami di sejumlah kamp pengungsian. Maret lalu, jumlah penderita infeksi saluran pernapasan akut di NAD mencapai 3.676 orang, sebagian besar anak- anak pengungsi. "Ini karena kamp pengungsian berdebu dan kotor," ungkap Media.

Selain itu, penyakit diare juga banyak menyerang para korban yang tinggal di tenda maupun barak pengungsi. Sepanjang Maret, angka penderita diare akut di berbagai daerah di provinsi itu tercatat 1.059 orang. "Saat pergantian musim dari musim hujan ke kemarau memang biasanya kasus diare meningkat," ujar Media.

"Kami mengimbau kepada para pengungsi agar mewaspadai serangan penyakit diare. Jika mengalami gejala diare, sebaiknya segera memeriksakan kesehatan agar tidak sampai terlalu banyak kehilangan cairan," katanya.

Lokasi-lokasi pengungsian rawan terserang berbagai jenis penyakit lantaran buruknya sanitasi dan tingginya tingkat kepadatan penduduk di lokasi itu. Di sebagian kamp pengungsian terdapat tumpukan sampah, ketersediaan air bersih masih minim, serta sarana mandi, cuci, dan kakus (MCK) umum kurang terpelihara.

Kini penyakit kulit juga mulai menyerang beberapa tempat pengungsian di NAD. Di Kabupaten Pidie, misalnya, pihaknya menemukan kasus penyakit scabies atau lebih dikenal dengan kudis. Menurut Media, penularan penyakit kulit ini biasanya melalui sentuhan secara langsung.

"Untuk mencegah penularan penyakit kulit tersebut, sebaiknya hindari kontak fisik dengan penderita dan menjaga kebersihan tubuh," kata Media menjelaskan.

Satelit

Untuk mengantisipasi berbagai jenis penyakit di tempat hunian sementara para korban tsunami, Dinas Kesehatan setempat membentuk tim pos kesehatan satelit. Satu tim terdiri dari 16 orang, termasuk para petugas medis. Rencananya, Depkes akan menerjunkan 800 petugas kesehatan untuk melayani korban tsunami di kamp- kamp pengungsian. (EVY)



Post Date : 28 April 2005