Melepaskan Ketergantungan TPA

Sumber:Republika - 26 April 2006
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Turunnya surat rekomendasi dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup baru-baru ini agar tempat pembuangan akhir (TPA) Cipayung segera direlokasi tampaknya tak terlalu merisaukan Pemkot Depok. Alasannya, Pemkot Depok telah membuat strategi mengubah pola pengelolaan sampah di wilayahnya. Caranya, dengan melepaskan ketergantungan terhadap keberadaan TPA dengan mengembangkan unit-unit pengelolaan sampah menjadi kompos mulai tahun 2006 ini.

Rekomendasi dari kementrian LH itu sendiri berisikan antara lain bahwa keberadaan TPA Cipayung yang berlokasi di Kecamatan Pancoran Mas itu bertentangan dengan rencana umum tata ruang wilayah Pemkot Depok. Mengacu tata ruang, daerah yang dijadikan TPA itu ditetapkan sebagai kawasan niaga, pendidikan, jasa, dan perdagangan.

Program pengelolaan sampah menjadi kompos itu pun mendapat dukungan berbagai pihak. Bank Jabar misalnya, sudah menegaskan komitmennya untuk membangun satu unit pengelolaan sampah berkapasitas 30 meter kubik di Jalan Jawa Depok Utara, Beji. Tak hanya itu, Universitas Gunadarma, salah satu perguruan tinggi yang ada di Depok, telah menyatakan kesiapannya untuk mengalokasikan sebagian lahan yang mereka miliki guna dipakai untuk pengelolaan sampah yang direncanakan pemkot.

Nur Mahmudi pun berharap, semua stakeholder di Kota Depok mendukung program tersebut. ''Termasuk pasar-pasar modern seperti Depok Town Square dan Margo City, serta mal-mal lainnya,'' kata Nur Mahmudi, Selasa (25/4). Dengan demikian, tidak ada lagi pengangkutan sampah dari pasar tradisional ke TPA. Nur menyebutkan produksi sampah di lingkungan ini setiap hari mencapai 28 hingga 30 kubik. Unit pengelolaan sampah antara lain akan dilakukan di beberapa titik, yaitu Pasar Cisalak, Kelurahan Tugu, Kelurahan Sukamaju Baru, dan Kelurahan Meruyung Limo.

Mengenai pendanaan proyek ini, Nur Mahmudi menegaskan, akan diperoleh secara kombinatif antara masyarakat, pemkot, dan pihak ketiga. ''Kita akan bekerja sama-sama,'' katanya. Dengan demikian, kegundahan sejumlah masyarakat di sekitar TPA Cipayung yang selalu menuntut agar TPA itu direlokasi, sedikit terjawab.

Saat ini, TPA Cipayung setiap hari menerima kiriman sampah sebanyak 106 truk yang berasal dari produksi sampah se Kota Depok. ''Paling banyak dari Kecamatan Cimanggis dan Sukmajaya,'' ujar Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Depok, Walim Herwandi.

Forum Depok Bersih dan Sehat, sebuah LSM yang memfokuskan diri pada bidang persampahan di Depok, menyatakan dukungannya terhadap program yang digulirkan Nur Mahmudi ini. ''Memang sudah seharusnya model-model konvensional pengelolaan sampah ditinggalkan, terobosan seperti ini patut direspons dengan baik,'' kata Imam Kurtubi.

Dia menilai, pengangkutan sampah dari tempat sumber sampah ke TPA kerap menimbulkan masalah lingkungan dan sosiologis. Akibatnya, kesehatan lingkungan dan konflik di masyarakat menjadi masalah terusan yang dilahirkan dari penanganan sampah konvensional tersebut.'' Belum lagi bau yang ditimbulkan dari truk-truk pengangkut sampah saat melintas di jalan-jalan umum,'' ujarnya.(c42 )

Post Date : 26 April 2006