Menanti Air yang tidak Kunjung Datang

Sumber:Media Indonesia - 08 September 2011
Kategori:Air Minum

BEBERAPA ibu berkum pul di sebuah warung di Dusun Karang Tengah, Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah. Puluhan jeriken milik mereka diletakkan di sebelah warung itu. Mereka menunggu bantuan air bersih dari pemerintah daerah.

Sejak pagi hingga tengah hari, bantuan air yang diharapkan tak kunjung datang. Menunggu bantuan air kini menjadi tugas baru bagi ibu-ibu di desa tersebut seusai Lebaran.

Waliyati, 37, warga dusun setempat, mengakui pekerjaannya makin banyak setelah dusunnya dilanda kekeringan sangat parah. “Sumur di rumah saya sudah dibuat sedalam 25 meter, tapi tidak keluar air sejak sekitar 1,5 bulan terakhir. Biasanya dapat dropping air bersih dari pemda. Tapi sudah sepekan ini bantuan tidak datang lagi, “ keluh Waliyati.

Dia bersama ibu-ibu lainnya tetap setia menunggu datangnya bantuan air. “Siapa tahu datang,“ kata Waliyati penuh harap.

Menurutnya, pengedropan air ke dusunnya terakhir kali diterima pada H-4 Lebaran. Setelah itu, hingga kemarin tidak ada bantuan air bersih lagi.

Waliyati yang juga istri Ketua RT di kampungnya pernah menanyakan kepada pemkab soal drop air yang dihentikan. Namun, jawaban yang diterima tidak memuaskannya.

“Kata orang pemerintah, dana untuk dropping air sudah habis. Mereka (pemkab) terpaksa menghentikan dropping dan masih mengupayakan dananya dulu. Itu sama saja bohong,“ kata Waliyati kesal.

Tidak hanya Waliyati yang kesal dan jengkel karena waktunya tersita hanya menunggu bantuan air bersih yang tidak pasti. Warga lainnya, Suwarni, 55, bersama warga lainnya terpaksa mencari air di sebuah dam di Desa Rowo Seneng, Kecamatan Kandangan.

Untuk menuju tempat itu, warga biasa menempuh perjalanan sekitar 4 kilometer. Warga lainnya mencari air di Pertapaan Rowo Seneng, sekitar 2 kilometer dari dusun mereka. Mereka mencari air untuk kebutuhan mandi, memasak, minum, dan mencuci.

“Untuk mencari air, warga yang memiliki kendaraan biasanya menggunakan sepeda motor. Kami yang tidak punya kendaraan, ya, harus jalan kaki untuk mencari air ke dam,“ tutur Suwarni.

Ayimah, 57, warga lainnya, menambahkan, saat ini keluarganya harus berhemat air. Saat puasa, dia selalu mendapat bantuan air dari Pemkab Temanggung setiap dua hari atau tiga hari sekali. Rata-rata tiap kepala keluarga mendapat bantuan air untuk empat hingga 10 jeriken. Namun, tidak semua orang bisa membawa semua jeriken penuh dengan air. Terkadang persediaan air tangki juga terbatas. Masyarakat pun harus bertoleransi untuk berbagi dengan warga lainnya. “Biasanya satu jeriken atau satu ember itu digunakan untuk mandi dua orang anggota keluarga. Airnya diirit-irit sekali. Itu pun mandinya hanya sekali sehari,“ ungkap Ayimah.

Kini setelah Lebaran, bantuan air tidak ada lagi. Warga dusun pun harus berbondong-bondong mencari sumber air yang lokasinya sangat jauh. Tidak sedikit dari mereka yang mulai berebut air.

Awalnya warga setempat sangat mengandalkan bantuan pemerintah. Namun setelah bantuan dihentikan, mereka kelabakan dan harus mencari sendiri.

Berapa jarak yang ditempuh tidak diperhitungkan, asalkan ada air untuk hari ini. Untuk hari esok dipikir kemudian.

“Ya bagaimana lagi, karena kami mengandalkan bantuan dari pemerintah. Memang sudah tidak ada lagi sumber air di sini. Harapannya, semoga pemerintah segera mengirim bantuan air,“ kata Ayimah dengan muka lesu. Meluas Kekeringan yang cukup parah juga dialami warga Dusun Dopokan, Desa Tlogopucang. Muntamah, 40, warga Dusun Dopokan, mengaku kini harus mengambil air di Dusun Karang karena tidak ada lagi bantuan air dari pemerintah. Warga di Du sun Karang Tengah juga mengandalkan bantuan air pemerintah dan kini hanya gigit jari menanti yang tidak pasti.

Namun, warga Karang Tengah lebih beruntung karena tidak jauh dari dusun mereka masih ada sebuah sumur yang memiliki sumber air mencukupi. Namun atas keputusan para warga, air sumur tersebut hanya diperuntukkan kebutuhan minum warga sekampung.

“Untuk mencuci, mandi, sekaligus minta air, kami akan menuju ke Pertapaan Rowo Seneng,“ kata Muntamah.

Sebelum kekeringan ini, kata Muntamah, Pemkab pernah berusaha membuat sumur bor di dusunnya. Namun ketika pembuatan sumur sudah mencapai kedalaman 50 meter, tidak ada air yang keluar. Malah bebatuan cadas yang muncul di bekas pengeboran. Akhirnya pembuatan sumur bor pun dihentikan. Harapan warga untuk dapat sum ber air di kawasan kaki Gunung Sumowono itu pun punah.

Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Temanggung Eko Suprapto membenarkan pihaknya telah menghentikan bantuan air ke semua daerah.

Alasannya anggaran untuk 150 tangki air bersih sudah habis tepat sehari sebelum Lebaran. Saat ini pihaknya tengah mengajukan penambahan anggaran pengedropan air kepada bupati sebanyak 200 tangki untuk kebutuhan September-Oktober. Namun, hingga kemarin anggaran yang diajukan belum juga turun.

“Mungkin dalam waktu dekat kami akan mengajukan permintaan bantuan ke dinas sosial (dinsos) untuk dropping air, sembari menunggu dana dropping disetujui bupati. Saya sendiri yang akan ke dinsos untuk membicarakan hal ini. Dinsos memang memiliki anggaran untuk pengadaan air bersih,“ kata Eko yang berencana hari ini bertemu orang-orang dinsos.

Dia hanya bisa meminta warga bersabar. “Kami hanya meminta warga untuk bersabar karena memang tidak ada anggaran.“

Di sisi lain, dari penuturan Eko, kekeringan yang melanda wilayah Temanggung terus meluas. Pihaknya mencatat, sebelum Lebaran sudah ada 29 dusun di 12 desa dalam empat kecamatan yang mengalami kekeringan, yakni Kranggan, Kandangan, Kaloran, dan Jumo.

Kemudian pada Senin (5/9), jumlah daerah kekeringan meluas menjadi 33 dusun di 13 desa. Sehari kemudian, sudah bertambah menjadi 36 dusun di 13 desa.

“Saya juga sudah menerima laporan lisan, ada dusun lainnya yang mengalami kekeringan, yakni dua dusun di Desa Gesing, Kecamatan Kandangan,“ jelas Eko. Namun, pihak desa belum membuat laporan resmi sehingga Kantor Kesbangpolinmas be lum mengagendakan dua dusun itu akan menerima bantuan air. TOSIANI



Post Date : 08 September 2011