Pemukiman Warga Aceh Singkil Tergenang Air

Sumber:Republika -17 November 2005
Kategori:Aceh
BANDA ACEH -- Trauma masih menyelimuti masyarakat Kota Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, NAD. Pasalnya, pemukiman mereka, hingga saat ini, masih tergenang akibat air laut pasang dengan ketinggian air di atas permukaan jalan yang hampir mencapai setengah meter. ''Pada lokasi tertentu, ketinggian air berada di atas permukaan jalan utama dalam wilayah Kota Singkil sehingga sulit dilewati kendaraan roda dua,'' kata Drs Juliardin, salah seorang warga Kota Singkil, seperti dikutip Antara, Rabu (16/11).

Genangan air pasang laut itu, sebetulnya sudah terjadi sejak akhir Maret 2005, setelah gempa bumi meluluh lantakkan Pulau Nias, Sumatera Utara (Sumut). Namun, selama ini, keadaan air tidak normal dan sering naik turun. ''Kalau pagi hari airnya naik. Namun, pada petang atau malam harinya sudah surut kembali. Celakanya, selama hampir sebulan terakhir ini, kondisi air tidak pernah surut sampai habis,'' katanya.

Selama air pasang naik, sejumlah rumah penduduk serta pertokoan di pusat pasar Kota Singkil dilaporkan terendam serta beberapa ruas jalan utama dalam kota tidak berfungsi karena ketinggian air hingga mencapai setengah meter. ''Rumah orangtua saya di pinggiran salah satu jalan utama Kota Singkil saat ini, masih tergenang air hampir setinggi lutut orang dewasa,'' tambah Juliardin. Menurut Juliardin, sebagian masyarakat menyebutkan tidak surutnya air pasang tersebut di wilayah kota Singkil diduga permukaan daratan kota itu kini sudah turun hampir satu meter dari keadaan normal sebelumnya.

Sementara itu, memasuki musim penghujan tahun ini, Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) mengimbau masyarakat di daerah Serambi Mekah untuk mewaspadai munculnya berbagai penyakit terutama muntah berak (Muntaber) dan demam berdarah deungue (DBD). ''Saya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap penyakit DBD dan muntaber. Dengan upaya pencegahan dini, penyakit tersebut diharapkan tidak mewabah. Caranya, melalui kebersihan lingkungan masing-masing,'' kata Kepala Dinkes NAD, HT Marwan Nusri, Rabu (16/11). Ia menjelaskan, kasus DBD telah terjadi peningkatan selama 11 bulan terakhir, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. ''Apalagi, saat ini, kita menghadapi musim penghujan hingga awal tahun 2006, sehingga jika lingkungan tidak bersih,'' tambahnya. n ant

Post Date : 17 November 2005