Pencegahan Degradasi Hutan Diabaikan

Sumber:Kompas - 04 Desember 2007
Kategori:Climate
Nusa Dua, Kompas Pembahasan skema pengurangan emisi melalui pencegahan deforestasi memasuki pembahasan pada hari pertama, Senin (3/12), setelah Pertemuan Para Pihak Ke-13 dalam Kerangka Kerja Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim atau COP-13 UNFCCC di Bali dinyatakan dimulai hingga dua pekan mendatang. Namun, upaya pencegahan degradasi atau kerusakan hutan akibat bencana alam yang kini sering melanda Indonesia, seperti kekeringan, kebakaran, banjir, dan longsor, yang menjadi salah satu target perjuangan Indonesia untuk masuk skema pengurangan emisi masih diabaikan.

>dropSS11RED menjadi isu menarik yang diharapkan menjadi agenda mitigasi di bidang kehutanan setelah implementasi tahap pertama (2008-2012) sesuai Protokol Kyoto berakhir. Kesepakatan implementasi RED pada COP-13 ini akan menentukan kelangsungan kerangka kerja yang disusun di dalam UNFCCC pasca-2012.

Hutan terluas

Pada tahap implementasi RED nanti, Indonesia sebagai salah satu pemilik hutan terluas di dunia dapat andil secara lebih leluasa. Indonesia sangat berpeluang untuk mendapatkan insentif di dalam upaya mencegah deforestasi atau pengalihan lahan hutan tersebut.

Berbeda dengan beberapa skema sebelumnya. Indonesia, meskipun sudah memperoleh registrasi 11 proyek untuk mekanisme pembangunan bersih (clean development mechanism/CDM), tetap belum memperoleh keuntungan finansial dari hasil penjualan karbon.

Meskipun peluang mendapatkan insentif melalui RED besar, menurut Nur, Indonesia masih menemui kendala. Saat ini masih terdapat kelemahan di bidang basis data kehutanan serta penegakan hukum di bidang kehutanan yang juga lemah.

"Data kehutanan yang akurat sampai sekarang juga belum bisa kita tetapkan," kata Nur Masripatin.

Mengenai usulan disertakannya skema pencegahan degradasi hutan, Nur Masripatin mengatakan, kondisi perubahan iklim di Indonesia sekarang lebih sering menimbulkan degradasi hutan. Namun, metodologi untuk mengetahui jumlah pengurangan emisi melalui pencegahan degradasi sampai sekarang juga belum dirumuskan Indonesia.

Wakil Ketua Delegasi RI Masnellyarti kemarin mengatakan, skema pengurangan emisi melalui pencegahan degradasi baru pada tahap usulan Indonesia. Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice (SBSTA) atau sebuah lembaga di bawah UNFCCC yang menangani bidang sains dan teknologi pada COP-13 tetap akan membahas skema pengurangan emisi melalui pencegahan deforestasi di negara-negara berkembang.

"Pembahasan SBSTA pada hari pertama COP-13 memasuki agenda pendekatan simulasi kegiatan- kegiatannya. Saya belum memperoleh informasi sejauh mana usulan skema pengurangan emisi melalui pencegahan degradasi hutan yang diusulkan Indonesia itu bisa diterima," ujar dia. (nawa tunggal)



Post Date : 04 Desember 2007