Pengungsi Alami Krisis Kesehatan

Sumber:Kompas - 08 September 2005
Kategori:Aceh
Banda Aceh, Kompas - Ribuan pengungsi korban tsunami delapan bulan lalu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam masih mengalami krisis kesehatan dan rawan terserang penyakit akibat minimnya sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang memadai. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan pos-pos pelayanan kesehatan gratis yang diprogramkan pemerintah bekerja sama dengan lembaga lain.

Wali Kota Banda Aceh Mawardi Nurdin menyampaikan hal itu pada Pembukaan Program Pengobatan Gratis di Desa Lamdom, Banda Aceh, Rabu (7/9). Menurut dia, Banda Aceh termasuk wilayah yang rusak akibat tsunami 26 Desember 2004. Akibat tsunami, sebanyak 60.000 orang meninggal, 21.800 siswa hilang, 30.000 rumah rusak, dan 62.000 orang menjadi pengungsi, katanya.

Para pengungsi yang tinggal di barak dan tenda darurat rawan terhadap berbagai jenis penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat. Apalagi mereka tidak memiliki modal yang cukup untuk memeriksakan kesehatan secara mandiri karena harta benda telah ludes. Wali Kota memberikan penghargaan kepada negara dan organisasi dari dalam dan luar negeri yang telah memberikan bantuan kesehatan bagi pengungsi di Aceh.

Kepala Dinas Kesehatan Banda Aceh Marzuki menjelaskan, program pengobatan gratis yang didukung perusahaan obat Kalbe Farma dan organisasi dari Jerman, Uhlmann, itu dilakukan di 30 titik di Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Pengobatan berlangsung 7-19 September 2005. Selain itu dibangun pula dua sarana MCK, yaitu di Lamdon dan Desa Lampoh Daya.

Program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat. Setelah tsunami, ekonomi belum pulih, sedangkan harga obat-obatan semakin mahal, kata Marzuki.

Masyarakat sangat antusias mendatangi pengobatan gratis tersebut. Sakinah (70) langsung memeriksakan penyakit rematik dan sakit perut yang sering dideritanya. Saya senang ada bantuan pengobatan gratis. Siapa tahu, saya bisa sembuh dari penyakit ini, katanya. (iam)

Post Date : 08 September 2005