Perbaikan Drainase Belum Bisa Atasi Banjir

Sumber:Koran Sindo - 05 Maret 2010
Kategori:Drainase

SURABAYA (SI) – Perbaikan saluran air belum sepenuhnya mengurangi banjir di Surabaya. Hujan deras yang mengguyur Kota Surabaya kemarin masih mengakibatkan banjir langganan di sejumlah titik.

Di beberapa ruas jalan protokol, genangan berlangsung lama hingga mengganggu arus lalu lintas. Kemacetan terjadi di manamana. Pemandangan itu terjadi di ruas Jalan Kusuma Bangsa, Jalan Biliton, Jalan Sumatera, Sulawesi hingga Jalan Ngagel. Di lokasi ini, genangan air mencapai lutut orang dewasa.Akibatnya,beberapa kendaraan bermotor banyak yang mogok lantaran karburatornya kemasukan air. Kondisi paling parah masih terjadi di kawasan Tegalsari.

Genangan air tidak hanya menyebabkan sepeda motor mogok, air sudah masuk hingga permukiman penduduk dan perkantoran. Bahkan, di markas Polsek Tegalsari sejumlah aparat terpaksa harus beristirahat dan ramai-ramai menguras air yang masuk. Sejumlah warga mengaku,kondisi banjir tersebut terjadi bukan saja karena hujan yang lebat.Tetapi juga saluran air yang buruk, sehingga air yang dibuang ke saluran sekunder dan primer seperti Kalimas tidak bisa lancar. ”Kalau memang saluran air bagus,pastinya tidak ada lagi genangan.

Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, di beberapa titik yang pernah dilakukan perbaikan drainase juga masih terjadi banjir,” ungkap Shohibul Habib warga Wonocolo kemarin. Habib menduga,Pemkot Surabaya tidak mendesain saluran air tersebut dengan benar, sehingga air hujan yang mestinya mengalir ke sungai justru ngendon di dalam drainase.Tudingan itu disampaikan lantaran kasus serupa pernah terjadi. Di Jemurwonosari misalnya, saluran air dibangun lebih rendah dibanding sungai yang menjadi saluran sekunder.Akibatnya air terus menggenang karena tak bisa mengalir. Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Kota Surabaya, Cahyo Utomo menampik tudingan tersebut.

Menurut dia, drainase yang dibangun di beberapa titik sudah dirancang untuk mengatasi genangan. Karena itu,saat ini genangan air masih terjadi lantaran volume air yang sangat besar. ”Hujan hari ini memang sangat lebat, sehingga saluran tersier (drainase) tidak mampu menampung air lagi.Kondisi ini diperparah dengan sedimentasi yang ada di saluran sekunder dan primer,yakni sungai Jabon dan Kalimas.Akibatnya, air sulit terbuang,”bantahnya. Sementara itu,menurut perkiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya, hujan deras masih akan terjadi dalam dua hari mendatang, yakni antara pukul 21.00–24.00 WIB.

Tak hanya itu,hujan deras tersebut juga akan disertai dengan angin dan petir. Menurut perwakilan BMKG Juanda, Agus Tri Suhono hujan yang akan turun tersebut memang masih dalam ukuran sedang.Kendati demikian, pihaknya tetap menghimbau kepada seluruh warga kota Surabaya untuk berhati-hati,apalagi saat mengendarai kendaraan bermotor di jalan raya.Pasalnya,besarnya angin dan petir berpotensi merobohkan pohon dan papan reklame seperti di Jalan HR Muhammad beberapa waktu lalu. ”Menurut perkiraan kami tiupan angin mencapai skala kecepatan 40–45 km/jam dan suhu di bawah angka 34 derajat celsius.

Kondisi ini bisa menyebabkan banyak pohon tumbang,”tukasnya. Ketua komisi C DPRD Surabaya Sachiroel Alim mengatakan, kenyataan di lapangan memang berbeda dengan laporan.Dalam setiap hearing yang dilakukan komisi dengan dinas-dinas terkait termasuk Dinas PU Bina Marga, mereka selalu menyajikan fakta baik. Penataan aliran drainase sudah lancar. ”Kami sangat menyayangkan sikap pemerintah kota, mereka tidak pernah serius untuk membenahi saluran,”ujarnya. Alim menuturkan, daerah yang paling rawan banjir dan belum mendapat penanganan secara serius adalah Jalan Demak dan Jalan Mayjen Sungkono.

Jika terjadi hujan, kedua jalan ini sudah bisa dipastikan banjir.Padahal,Dewan sudah memberikan kesempatan seluasluasnya kepada Pemkot Surabaya menggunakanAPBD.Asalkan uang rakyat itu digunakan untuk pembenahan saluran. ”Harusnya Pemkot memprioritaskan pembenahan yang ada,”ujar dia. Wakil Ketua DPC Partai Demokrat ini menegaskan, daerah Jalan Mayjen Sungkono jika terkena hujan sedikit pasti banjir.

Dia menduga saluran yang ada tidak pernah dibenahi, atau mungkin saluran tidak pernah dibersihkan.Padahal, daerah tersebut merupakan pusat alur lalu lintas yang harus diperhatikan.” Mosok hujan sedikit banjir, ini sudah berlangsung lama. Kan gak etis,”ungkapnya kecewa. Pernyataan serupa juga dilontarkan Ernawati, anggota komisi C DPRD Surabaya.Menurut dia, hujan yang terjadi kemarin mengakibatkan sejumlah jalan tergenang air.Genangan terlihat di sekitar Jalan Rajawali dan Jalan Pahlawan.

Melihat kondisi itu, dia menduga saluran yang ada di sekitar jalan tersebut tidak lancar. ”Harusnya sering dilakukan pemantauan saluran. Jangan sampai menunggu hujan,”anjurnya. (ihya’ ulumuddin/ arief ardliyanto)



Post Date : 05 Maret 2010