Prihatin Sanitasi Aceh

Sumber:Pontianak Post - 01 Desember 2005
Kategori:Sanitasi
UNTUK kali ketiga, mantan Presiden AS Bill Clinton berkunjung ke Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) kemarin. Kunjungan mantan penguasa di Gedung Putih itu terkait statusnya sebagai utusan khusus PBB untuk rehabilitasi Aceh dan negara-negara korban tsunami.

Tak lama setelah tiba di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Clinton berziarah dan berdoa khusyuk di kuburan masal korban tsunami di kawasan Lampuuk, Aceh Besar. Setelah berdoa, dia meletakkan karangan bunga.

Usai berziarah, di hadapan masyarakat Desa Mon Ikeun Lhoknga dan Desa Lampuuk, Clinton mengatakan bahwa tsunami telah memberikan banyak perubahan. Kalau dulu ada hal yang dianggap tidak penting, kini menjadi sangat penting, dan itu harus kita dulukan, cetus suami Senator Hillary Rodham Clinton tersebut.

Mengenakan t-shirt biru yang dipadu dengan jins warna senada dan sepatu kets putih-hitam, penampilan Clinton terlihat santai. Dia didampingi Ketua Badan Rekonstruksi dan Rehabilitasi Aceh (BRR) Kuntoro Mangkusubroto, Koordinator PBB bagi Rehabilitasi Aceh-Nias Erick Morris, dan Plt Gubernur NAD Azwar Abubakar.

Selain berkunjung ke barak hunian sementara di Desa Kajhu, Clinton meresmikan penggunaan rumah instan yang dibangun IOM (International Organization for Migration), serta sekolah sementara dan klinik kesehatan.

Saat mengunjungi barak hunian sementara, Clinton mengaku prihatin dengan minimnya fasilitas sanitasi dan air bersih. Saat berkunjung ke sekolah sementara di Desa Cot Paya, Clinton dihibur dua murid SD yang memainkan hulahop. Ayah Chelsea Clinton itu pun tergelak melihat tingkah polah dua siswa tersebut.

Saat di Bandara Sultan Iskandar Muda, Clinton sempat menggelar jumpa pers. Kepada wartawan asing dan lokal, dia menyatakan, proses damai yang sudah berjalan di Aceh merupakan modal dasar untuk membangun kembali Aceh pasca-tsunami.

Saya juga sudah bicara banyak dengan pemerintahan daerah dan BRR. Karena situasi damai di Aceh, proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasti berjalan dengan baik, ujarnya.

Menurut dia, indikasi bahwa proses damai sudah berjalan di Aceh terlihat dari kondisi masyarakat yang kian membaik, terutama di bidang ekonomi. Dia menyebut Aceh punya potensi ekonomi sangat besar, sehingga tahap rehabilitasi ini harus bisa meningkatkan kemampuan ekonomi warga.

Menjelang setahun peringatan tsunami, dia mengakui pula bahwa proses rehabilitasi berjalan baik. Kemampuan ekonomi rakyat telah bangkit, termasuk di sektor pertanian. Dibandingkan kedatangan saya sebelumnya, kini terlihat banyak perubahan ke arah lebih baik, termasuk di sektor pertanian. Meski sudah dibanjiri garam dan air laut, upaya mengolah lahan pertanian mulai dilakukan, katanya.

Hanya, dia menilai masih ada hal yang belum terpenuhi secara optimal. Yakni, pembangunan rumah bagi warga korban tsunami. Hingga kini masih banyak yang tinggal di tenda-tenda darurat. Padahal, kondisinya tidak layak. Soal itu membuat kita frustrasi, ujarnya.

Menurut Clinton, pihaknya menargetkan warga yang tinggal di tenda darurat bisa menempati rumah sementara pada Maret 2006. Lantas, mereka ditargetkan tinggal di rumah permanen pada 2007. Untuk program ini, IFRC akan membantu mendistribusikan rumah sementara.

(zam)

Post Date : 01 Desember 2005