Privatisasi Air Merugikan Warga

Sumber:Media Indonesia - 23 Maret 2010
Kategori:Hari Air Sedunia 2010

HARI Air Sedunia diperingati, kemarin. Di Tanah Air, sejumlah aktivis menggelar aksi dan kampanye di Yogyakarta dan Jakarta.

Organisasi lingkungan Vanapastra dan Persatuan Artis Film Indonesia menggelar diskusi di Gedung Pusat Perfilman H Usmar Ismail, Kuningan, Jakarta. Mereka juga melakukan kampanye penyadaran di Bundaran Hotel Indonesia.

Ketua Vanapastra Adhyaksa Dault mengungkapkan masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mendapatkan hak memperoleh air bersih. Padahal, sumber air di daerahnya melimpah.

Ia mencontohkan kasus di Sukabumi, Jawa Barat. Ada sekitar 20 perusahaan yang memprivatisasi dan mengomersialkan sumber air bersih. Masyarakat pun kesulitan mendapatkan air.

“Untuk itu kita mendesak pemerintah meninjau kembali kebijakannya,“ kata mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini.

Sementara itu, Ketua Parfi Yenny Rachman mengimbau agar masyarakat bijak dalam menggunakan air. “Kita harus hargai air, gunakan seperlunya. Masih banyak saudara kita yang lebih membutuhkan.“ Di Bundaran HI, kampanye dilakukan para artis dengan menggelar spanduk, menyebar brosur, dan melakukan aksi teatrikal. Massa mengajak masyarakat mengelola dan menggunakan air dengan baik. Di Yogyakarta, puluhan warga menggelar demonstrasi menolak privatisasi dan komersialisasi pengelolaan air. Aksi dimulai dari Taman Abu Bakar Ali. Massa berjalan kaki sepanjang Malioboro dan berakhir di perempatan Kantor Pos Besar Yogyakarta.

Dalam aksi itu mereka menolak UU No 7/2004 yang memberi ruang lebar bagi swasta untuk mengelola air dari sumbernya dan menjualnya menjadi air minum dalam kemasan. (AU/*/MR/N-3)



Post Date : 23 Maret 2010