Proyek Ciangir dimulai akhir 2009

Sumber:Bisnis Indonesia - 08 April 2009
Kategori:Sampah Jakarta

JAKARTA: Pemprov DKI dan Pemkab Tangerang sepakat meneggat jadwal penyelesaian perjanjian kerja sama pembangunan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) Ciangir, Tangerang, pada bulan depan, hingga diharapkan pekerjaan fisiknya bisa dimulai akhir 2009.

Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan setelah perjanjian kerja sama itu rampung dan ditandatangani, akan dibentuk tim gabungan yang bertugas mempersiapkan tender proyek yang nilainya diperkirakan sekitar Rp600 miliar itu.

"Pembiayaannya akan dihitung dalam detail perjanjian kerja sama. Pokoknya sebelum Juni harus sudah selesai agar usulannya bisa dimasukkan ke APBD Perubahan masing-masing," ujarnya seusai bertemu dengan Bupati Tangerang Ismet Iskandar di Jakarta, kemarin.

Gubernur menjelaskan selain rencana alokasi dana proyek, usulan yang akan dimasukkan dalam APBD Perubahan itu nanti juga mencakup dana perbaikan akses jalan masuk serta penerangan jalan menuju TPST Ciangir.

Kegiatan perbaikan akses dan penerangan jalan yang dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan sampah secara terpadu itu, sambungnya, akan menjadi proyek pertama yang dilaksanakan sebelum kegiatan fisik pembangunan dilaksanakan.

Dalam pertemuan antarkedua pemimpin pemerintahan itu sendiri disepakati dari total 98 hektare luas lahan di Ciangir, sekitar 50 hektarenya akan digunakan oleh DKI guna mengolah sampah dari wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan.

Menurut rencana, dari total kapasitas pengolahan sampah sebesar 2.500 ton perhari, sebanyak 1.500 ton sampah Jakarta akan diolah di Ciangir. Sisanya, dibuka untuk Kabupaten dan Kota Tangerang yang berniat mengolah sampahnya disana.

Nilai proyek TPST Ciangir itu ditaksir tak jauh berbeda dengan TPST Bantar Gebang. Proyek Bantar Gebang senilai Rp900 miliar yang dilelang tahun lalu itu kini dikelola PT Godang Tua Jaya dengan kontrak selama 15 tahun.

Genjot perekonomian

Bupati Tangerang Ismet Iskandar mengatakan kerja sama itu akan menguntungkan kedua belah pihak baik dari segi ekonomi maupun segi pelestarian lingkungan. Dia berharap kerja sama itu dapat menggenjot perekonomian di kawasan Ciangir yang selama ini terbengkalai.

"Kami berharap TPST Ciangir ini bisa menghasilkan sumber pendapatan yang baru bagi Jakarta dan Tangerang. Kami juga berharap ini bisa dilaksanakan secepatnya, dan tidak terbengkalai seperti halnya dalam proyek TPST Leuwi Gajah," katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kebersihan DKI Eko Bharuna optimistis harapan Ismet dapat terwujud. Bahkan, sambungnya, TPST Ciangir bisa menjadi sentra produksi baru energi ramah lingkungan di kawasan Jabodetabek.

Sebab, TPST Ciangir rencananya memproduksi briket, dan bukan kompos seperti halnya di TPST Bantar Gebang. Namun, dia belum berani memprediksi berapa produksi briket yang bisa dihasilkan karena masih dalam tahap perhitungan.

Dalam catatan Bisnis, pembangunan TPST Ciangir sebetulnya sudah direncanakan pada 1992, ditandai dengan pembebasan tanah. Namun, hingga 12 tahun berikutnya saat rencana itu akan direalisasikan, muncul penolakan keras dari warga.

Rencana Tata Ruang Wilayah DKI 1999-2010 sendiri mengamanatkan Pemprov DKI untuk mengupayakan lokasi pengelolaan sampah di luar Jakarta. Sebarannya terletak di sebelah timur dan barat kota. Mia Chitra Dinisari



Post Date : 08 April 2009