Realisasi MDGs Hanya Tuntaskan Sebagian Masalah

Sumber:Suara Pembaruan - 27 September 2008
Kategori:MDG

[NEW YORK] Delapan aspek MDGs sebenarnya hanya manifestasi kerusakan dunia. Apa yang dihadapi komunitas internasional sekarang ini adalah kerusakan dunia bersifat akumulatif yang berpangkal pada sistem dunia itu sendiri. Karena itu, merealisasikan MDGs hanyalah sebagian dari penyelesaian masalah peradaban dunia karena ada masalah yang lebih luas. 

"Penyelesaian masalah dengan pencapaian target-target MDGs hanya permukaan saja. Tanpa merubah sistem dunia, kondisinya akan terus seperti sekarang ini," ungkap Presiden Kehormatan (Honorary President) Religion for Peace, Din Syamsuddin, seusai konsultasi tingkat tinggi tokoh agama dengan kepala pemerintahan di tengah-tengah Sidang Majelis Umum PBB ke-63, Kamis (25/9) malam. Demikian dilaporkan wartawan SP Elly Burhaeni Faizal dari New York.

Din berpendapat, ketentuan alokasi bantuan sebesar 0,7 persen GDP yang harus diberikan negara-negara maju kepada negara-negara berkembang sangat kecil dibandingkan kerugian yang disebabkan kerusakan dunia, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, dan bu- daya. Namun, pencapaian MDGs adalah tugas keagamaan serta kewajiban agama di mana agama-agama memang memiliki moral imperatif untuk menyelesaikan delapan masalah MDGs.

Diungkapkan, percepatan pencapaian delapan target MDGs tidak dapat dilepaskan dari keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun organisasi-organisasi keagamaan. Untuk itu, kemitraan antara pemerintah dengan organisasi-organisasi keagamaan dalam mempercepat pencapaian MDGs adalah sesuatu yang sangat perlu dilakukan. Diharapkan, realisasi MDGs dapat diakselerasikan.

"Kepemimpinan negara-negara maju, diharapkan dapat merealisasikan pencapaian MDGs. Mereka harus dapat membuka diri untuk dapat bekerja sama atau bermitra dengan organisasi- organisasi masyarakat, khususnya organisasi-organisasi keagamaan," ungkap Din, yang juga menjabat Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Sudah Mengamalkan

Indonesia, menurut Din, sebenarnya sudah mengamalkan apa yang sedang diperjuangkan MDGs. Ia menyebutkan, agama dan para tokoh agama berperan mendukung pemerintah di dalam mengembangkan keluarga berencana.

Tanpa peran serta umat beragama, baik dengan fatwa soal KB maupun penerangan dan motivasi, sulit dibayangkan KB di Indonesia akan berhasil. Sampai sekarang pun masih berlangsung kerja sama dengan ormas keagamaan di dalam pencegahan flu burung, termasuk HIV/AIDS.

Dalam pemaparan di High Level Consultation of Religious Leaders with Head of State and Government on MDGs, Kamis, Din mengatakan, perlu ada pergeseran paradigma di dalam pelaksanaan MDGs.

Di sisi lain, sebagaimana disampaikan oleh PBB, harus diakui sesungguhnya pelaksanaan MDGs sudah menunjukkan adanya pergeseran paradigma. Dulu, keputusan PBB di antara bangsa-bangsa sering kali hanya bersifat janji. Tetapi, dengan MDGs yang merupakan ide cemerlang ada pergeseran dari yang semula janji-janji menjadi suatu langkah kongkret.



Post Date : 27 September 2008